Young Sociopreneur Challenge 2012

Young Sociopreneur Challenge 2012
Sumber :
  • HMP YSCUI

VIVAnews - Acara yang diselenggarakan oleh Young Sociopreneur Challenge, Sociopreneur Talk pada 20 November ini fokusnya adalah membicarakan tentang Sociopreneurship yang telah berlangsung secara baik.

Dari enam pembicara, tiga di antaranya adalah sociopreneur yang sudah mapan dan berpengalaman, seperti Ibu Tri Mumpuni (pejuang mikrohidro Indonesia untuk pembangkit listrik daerah terpencil), Bapak Bambang Ismawan (Aktivis pergerakan Social Entrepreneurship di Indonesia dan pendiri Bina Swadaya) dan Silverius Oscar Unggul (pejuang seritifikasi kayu jati untuk mecegah illegal logging).

Mereka banyak berbicara tentang betapa pentingnya sociopreneurship untuk kehidupan kita, terutama zaman sekarang, yang segala sesuatunya sudah mulai bersifat individual, dan mementingkan diri sendiri. Bambang Ismawan mengatakan bahwa, “Sociopreneurship adalah kegiatan entrepreneurship yang berjalan untuk kelangsungan Indonesia.” Ibu Tri Mumpuni menjelaskan lebih lanjut bahwa, perilaku yang seperti itu (hanya mementingkan diri sendiri) nantinya akan menghambat perkembangan bangsa kita sendiri, jika mementingkan kepentingan diri sendiri, siapa yang akan memelihara kepentingan social, dan orang-orang yang kurang mampu?

Silverius Oscar Unggul, atau yang biasa dipanggil Bang Onte, juga menjelaskan, bahwa ketika keadaan hutan di Indonesia masih baik dahulu, dibandingkan dengan keadaan hutan yang banyak rusak sekarang, Ia melihat bahwa saat hutan masih dalam keadaan baik, masyarakat disekitar hutan dapat melakukan hal-hal secara mandiri, karena itu ia sangat menentang illegal logging. Bang Onte juga merupakan pendiri Kendari TV dan sebuah radio yang bernamakan Swara Alam, yang tujuannya adalah semata-mata karena ia ingin memberikan banyak opini untuk masyarakat.

Tiga Pembicara lainnya adalah pemuda-pemuda yang telah berkecimpung di dunia sociopreneurship, seperti Yuri Pratama (wirausahaan social pejuang kesejahteraan nelayan Jakarta-utara), Fahma Nurika Aisyah (pengusaha social produsen handicraft di Manggarai), dan Fauzan Hangriawan (pembudidaya ikan lele dengan system plasma).

Yuri Pratama, mengatakan bahwa sociopreneur adalah orang yang mengubah sampah menjadi emas, dengan cara yang dilakukan bersama, lestari dan dengan amanah. Fauzan Hangrawi, seorang pembudidaya ikan lele, awalnya hanya mencoba memanfaatkan lahan kosong yang ada, lalu ia memberanikan diri untuk mengikuti program wirausaha. Ia juga mengatakan bahwa, “Sebagai manusia kita diberi akal dan hati, ketika kita melihat ada sesuatu yang salah di lingkungan kita tetapi kita diam saja, maka pasti ada yang salah dengan hati kita.”

Itulah yang menginspirasikan Fauzan untuk turun ke dalam dunia Sociopreneurship. Hal yang sama juga terjadi pada Fahma Nurika Aisyah, ia memutuskan untuk menjadi seorang sociopreneur karena ia melihat ada teman-teman di sekitarnya yang masih kurang mampu.

Salah satu kegiatan Fahma adalah dengan melatih ibu-ibu di kawasan Manggarai yang kurang mampu untuk membuat kerajinan tangan yang hasilnya akan dijual untuk membantu ibu-ibu tersebut dan untuk meningkatkan kesejahteraan di Manggarai. Ia juga telah mendirikan sekolah di manggarai. Ia juga berpesan sebagai anak muda, harus melakukan banyak aktivitas yang bermanfaat.

Hormati Putusan MK, Ganjarist: Pertarungan Pilpres Sudah Selesai Namun Perjuangan Kami Belum

Tiga besar pemenang dari Young Sociopreneur Challenge yang mengenalkan business plan-nya, yaitu:

-    Kampung kreatif: yang memilih bantaran kali Manggarai, karena menyadari bahwa banyak sekali permasalahan kompleks yang ada disana, Kampung Kreatif memberdayakan ibu-ibu yang menganggur untuk diberikan pelatihan menjahit, yang juga hasilnya akan dipakai untuk membangun daerah bantaran kali manggarai tersebut.

Progres Pembangunan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 1 Capai 83,85 Persen

-    Padi Ijo: atau Pabrik Desain Hijau, memulai kegiatan sociopreneurship karena prihatin dengan keadaan anak-anak penjual Koran yang kurang mampu. Padi Ijo lalu memutuskan untuk membantu mereka dan daerahnya dengan membuat produk-produk seperti lampu, green clock, green souvenir, green furniture yang semuanya terbuat dari kardus. Namun, ia memastikan bahwa semua produk-produk padi ijo walaupun terbuat dengan kardus, produk mereka kuat.

-    Mugi-Mugi: Bangkit karena melihat Kondisi Depok yang semakin terpuruk. Salah satunya karena jumlah pengangguranyang sudah lebih dari 65000 orang. Mugi-Mugi lalu terinspirasi untuk membantu pedagang-pedagang agar punya penghasilan. Ia membuat produk es krimnya seperti  es krim  alami tanpa bahan kimia, dan semua komponen yang plastik diubah menjadi non plastik.

Prabowo Segera Bahas Koalisi Setelah Ditetapkan Jadi Presiden Terpilih Besok

Pembicara-pembicara Sociopreneur Talk menekankan bahwa, jika ingin memulai kegiatan sociopreneurship, kita harus konsisten dan banyak berdiskusi untuk membahas masalah-masalah yang ada dan mencari solusinya dan jangan cepat mundur.

Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi bersama Presiden of JICA Akihiko Tanaka

Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM

Sekjen Anwar mengungkapkan, saat ini Kemnaker sedang melakukan pengembangan fungsi Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP).

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024