Pertarungan di Pilkada Jepara 2017

Pasangan Ahmad Marzuki (kanan) dan Dian Kristiandi atau Koalisi Madani.
Sumber :

VIVA.co.id – Sepanjang sejarah, baru tahun 2014, PDIP Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, memenangkan Pemilu di Jepara. Sebelum itu, PPP tak pernah terkalahkan. Tapi di Pilkada 2017, PDIP Jepara akan dikeroyok seluruh kekuatan parpol setempat.

Pergilah Dinda Cintaku

DPRD Jepara terdiri 50 kursi (10 partai) dengan komposisi PDIP 10 kursi, PPP 9, Gerindra 8, Nasdem 5, PKB 5, Golkar 5, PAN 3, PKS 2, Demokrat 2, Hanura 1. Sebagai pemenang Pemilu, logis jika Ketua DPRD Jepara dipegang kader PDIP, Dian Kristiandi yang juga Ketua DPC PDIP Jepara.

Saat ini, Bupati Jepara dijabat Ahmad Marzuqi, salah satu Ketua PPP Jepara. Sebab, PPP Jepara punya tiga ketua. Wakil Bupati dijabat Subroto, adik Jaksa Agung HM Prasetyo, fungsionaris DPP Nasdem. Subroto konon juga pengurus DPW PPP Jawa Tengah.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Awal tahun 2016, Subroto berikrar maju Pilkada 2017 sebagai Cabub. Semua parpol yang punya kursi di DPRD Jepara, kecuali PDIP, pun dilobinya. Di lain pihak, A. Marzuqi yang semula tampak gamang, juga mencalonkan diri sebagai Cabub lewat panji-panji PDIP. Kegamangan A. Marzuqi diduga karena status tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah yang dilekatkan padanya. Tepatnya setelah terkuak kasus korupsi dana bantuan parpol oleh pengurus PPP Jepara sekitar Rp137 juta.

Di kasus ini, Bendahara PPP Jepara telah dijatuhi hukuman. Malah waktu itu beredar rumor, A. Marzuqi mundur dari arena Pilkada agar lepas dari status tersangka. Dia lalu mendukung Subroto sebagai Cabub di Pilkada. Sebaliknya, Subroto akan membantu A. Marzuqi atas kasus pidana yang ditangani Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Ada catatan, Subroto pernah terlibat kasus pidana. Saat akan dilantik menjadi Wakil Bupati Jepara empat tahun lalu, Polrestabes Semarang menetapkannya sebagai tersangka. Hal ini terkait penipuan jual beli tanah yang berlokasi di Semarang, bernilai milyaran rupiah. Status Subroto sebagai tersangka raib begitu saja seiring perjalanan waktu. Adapun perkara A. Marzuqi di Kejati Jawa Tengah, selepas Agustus 2016, ikut gembos. Bersamaan itu, bertiup isu kalau A. Marzuqi mendapat kepercayaan dari DPP PDIP untuk tampil di arena Pilkada.

Di bulan Agustus 2016 pula, beberapa warga Jepara memasang banyak spanduk. Isinya menolak calon pemimpin korup. Ini seperti dialamatkan pada A. Marzuqi. Tak lama, muncul protes keras dari warga lain, kemudian buru-buru aparat menurunkan seluruh spanduk itu. Subroto lalu menunjuk Nur Yahman, seorang pengusaha, sebagai Cawabup pasangannya. Mereka menyebut dirinya Koalisi Sulaiman, yang diusung sembilan parpol minus PDIP dengan jumlah 40 kursi. Praktis, kekuatan parpol di Pilkada Jepara 2017 nanti mutlak dikuasai Koalisi Sulaiman.

Beberapa jam sebelum pendaftaran paslon Pilkada dibuka KPU Jepara, DPP PDIP menurunkan rekomendasi pada A. Marzuqi/Dian Kristiandi (Madani). Fraksi PDIP DPRD Jepara dengan 10 kursi, tanpa berkoalisi dengan parpol lain tetap bisa mengajukan paslon sendiri. Meski pasangan Madani dikepung oleh Koalisi Sulaiman dengan kekuatan hampir seluruh parpol di Jepara, bukan berarti Madani tak memiliki peluang memenangkan pertarungan di Pilkada Jepara 2017.

Bermodal menang di Pemilu 2014, PDIP Jepara ditopang PDIP Jateng, tentu akan optimal memutar mesin partai guna meraih kejayaan di Pilkada. “Kemenangan di Pemilu lalu, jadi mesiu dan pemicu kita guna memenangkan Pilkada. Tak bisa ditawar-tawar,' kata D. Kristiandi.

Dan sosok A. Marzuqi yang dikenal sebagai almukharom berkharisma tinggi di masyarakat luas Jepara, pengagumnya membentuk akar rumput solid yang jumlahnya tak terbilang. Loyalitas grass root ini lebih lekat dari kesetiaan kepada partai politik. Perpaduan mesin partai (Dian Kristiandi dengan PDIP) dan sosok kiai/almukharom (A. Marzuqi) menjadi kekuatan gabungan nggilani di Pilkada Jepara. Walau dikepung semua partai, masih terbuka pasangan Madani memenangkan Pilkada 2017. Kita lihat saja nanti. (Tulisan ini dikirim oleh Heru Christiyono Amari, Pati, Jawa Tengah)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya