Buku Membuatku Bisa Travelling ke Luar Negeri

Karena buku bisa travelling ke luar negeri.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Travelling ke luar negeri buat saya adalah barang mewah yang sepertinya sulit tercapai. Bahkan ketika saya memutuskan untuk menjadi juru warta surat kabar, mimpi mendapat tugas meliput ke luar negeri hanya angan semata. Sebaliknya, saya mendapat kesempatan travelling ke luar negeri ketika saya menggeluti dunia perbukuan.

Buku Karya Penulis Israel yang Diduga Pengaruhi Zara Lepas Hijab Beredar di Indonesia

Ya, lelah menjadi kuli tinta saya beralih profesi menjadi seorang editor buku. Banyak teman yang mengejek karena sebagai orang lapangan, akhirnya hidup saya berakhir di depan meja komputer dan bergelut dengan aksara sepanjang hari. Begitulah orang awam memandang pekerjaan editor buku. Termasuk saya sebelum menjadi editor buku.

Tidak sampai dua tahun, ketika saya kemudian mendapat tugas untuk mengunjungi pameran buku di Kuala Lumpur, Malaysia. Rasanya mimpi ketika saya mengurus paspor dan terbang naik pesawat ke luar negeri. Apalagi di Malaysia, saya masih bisa jalan-jalan di sela-sela pekerjaan. Kita memang tidak pernah tahu cara Tuhan mewujudkan mimpi kita.

Bersama Lawan TBC: Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan TBC Diluncurkan WKPTB

Setelah beberapa kali saya ke Malaysia, kunjungan ke luar negeri saya tidak tanggung lagi. Saya diberi kesempatan mengunjungi sebuah ajang pameran buku anak di Bologna, Italia. Tidak terbayang saya akan menginjak Eropa dan pergi bertualang sendirian. Bahkan saya langsung menginjakkan kaki di tiga kota terkenal sekaligus di Italia, yakni Milan, Bologna dan Venesia.

Berikutnya, travelling ke luar negeri bukan lagi barang mewah buat saya. Tentu saja karena saya melakukannya sambil bekerja. Ke India, Thailand, Jerman, bahkan Belgia pun sempat saya datangi. Dan sekarang saya mulai berani bermimpi untuk singgah ke beberapa negara. Bagaimana saya bisa travelling ke luar negeri? Menurut saya semua dimulai dengan buku pula.

5 Cara Detoks Pikiran untuk Mencegah Stres Makin Parah, Salah Satunya Meditasi

Sejak kecil saya mencintai buku. Buku adalah jendela dunia, kata orang bijak. Dari buku saya banyak membaca cerita-cerita kehidupan di luar negeri. Saya bisa mengetahui serunya petualangan di beberapa negeri dari kisah komik Tintin, novel-novel petualangan, dan sebagianya. Semua terekam ke dalam sel-sel otak dan menjalar ke seluruh tubuh menjadi sebuah impian walaupun terselubung.

Nyaris semua yang saya kerjakan akhirnya mengarah ke sana. Belajar bahasa asing, belajar menulis, sampai akhirnya saya bekerja sebagai editor buku yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan. Saat menjadi editor buku, saya pun semangat bekerja dan selalu total. Karena itulah atasan saya memilih saya untuk memberi kesempatan dinas ke luar negeri. Padahal saat saya masuk, banyak editor buku yang lebih senior tapi belum mendapat kesempatan tersebut. Mungkin karena memang tidak ada impian ke luar negeri pada diri teman-teman itu.

Hal lain yang kemudian membuat travelling ke luar negeri semakin dimudahkan adalah saat berada di luar negeri saya berusaha bekerja dengan penuh semangat. Melakukan hal terbaik untuk perusahaan tempat saya bekerja, juga memikirkan hal positif di luar tanggung jawab utama tersebut. Misalnya, kemudian saya membuat tulisan untuk media cetak dan media on-line tentang keikutsertaan Indonesia di pameran buku internasional, hal-hal yang dapat dipetik dari pameran yang saya kunjungi, serta perbandingan kemajuan literasi di negara lain.

Jalan-jalan merupakan urusan terakhir dalam daftar agenda saya. Karena buku, saya bisa travelling ke luar negeri. Maka dari travelling itu juga saya ingin membuat dunia buku Indonesia makin maju. Saya percaya bisa melakukannya. (Tulisan ini dikirim oleh bennyrhamdani)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya