VIVA.co.id – Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengirim sekitar 30 penari yang membawakan Tari Tenun Troso di Festival Kebudayaan Jawa Tengah (FKJT). Festival ini diselenggarakan di Pelataran Candi Borobudur, Magelang, Minggu (28/8). Wakil Bupati Jepara, H Subroto SE MM optimis, prestasi yang dicapai DKD Jepara tahun ini akan seperti tahun lalu. Di FKJT 2015, DKD Jepara lewat Tari Memeden Gerdu dinobatkan sebagai pemenang.
Sementara itu Rhobi Shani, Sekretaris DKD Jepara membenarkan persiapan tim tari Jepara agak mepet. Tim penari diambil dari tujuh SMA/SMK dan dari dua sanggar tari di Jepara. Mereka hanya punya waktu sepekan berlatih. Karenanya, waktu berlatih dalam sehari terpaksa dipadatkan. Para penari berlatih pagi hingga siang. Setelah jeda istirahat di rumah masing-masing, sore hari latihan dilanjutkan kembali.
Tari Tenun Troso, menurut Toniharyo (koreografer), diharapkan ke depan dapat menjadi tarian baku. Sebab selama ini belum tercipta tarian tersebut. Gerak tari ini menggambarkan proses pembuatan kain Tenun Troso dari awal hingga akhir. Para penari membawa peralatan tenun seperi ingen (alat tradisional penggulung benang), sekoci (pengumbal benang), dan lawe (benang bahan kain tenun). Seluruh pemain akan mengenakan kostum berbahan kain Tenun Troso.
Kabupaten Jepara sejak lama dikenal sebagai daerah pembuat kain tenun ikat (tradisional) yang disebut Tenun Troso, berpusat di Kecamatan Pecangaan. Pemasaran Tenun Troso telah menjangkau di seluruh Jawa. Merambah hingga Sumatera dan Kalimantan, bahkan sampai Brunei dan Malaysia. Namun, daerah terbesar penyerap produk Tenun Troso adalah Bali. karena banyak wisatawan mancanegara yang menyukai dan memakainya sekaligus sebagai cinderamata.
FKJT diselenggaakan setiap tahun, dan diikuti seluruh DKD tingkat dua kabupaten/kota. Hal ini terkait rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jawa Tengah yang tahun ini menginjak usia ke-66. Pagelaran festival yang bersifat massal ini ditujukan untuk lebih meningkatkan daya tarik wisatawan domestik maupun asing untuk mengunjungi daerah Magelang, khususnya Candi Borobudur. (Tulisan ini dikirim oleh Heru Christiyono Amari, Pati, Jawa Tengah)