Potret Pemberdayaan Perempuan Binaan Aisyiyah Pangkep

Pelatihan kepemimpinan kader BSA
Sumber :

VIVA.co.id – Jika bapak dan ibu berkunjung ke dua desa di Kecamatan Bungoro yakni, Desa Bowong Cindea dan Desa Bulu Cindea, serta empat kelurahan yakni Pabundukang, Anrong Appaka, Biraeng, dan Bonto Langkasa di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, kemudian bertemu dengan sejumlah ibu-ibu dalam komunitas yang sedang mengikuti kegiatan. Seperti penyuluhan kesehatan reproduksi, pengajian, atau sosialisasi BPJS, pelatihan berbicara, atau membuat keterampilan aneka keripik atau kerupuk serta membuat berbagai kerajinan tangan seperti olahan limbah plastik yang disulap menjadi aneka bunga yang indah, maka bapak dan ibu sedang berada di kawasan Komunitas Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Pangkep.

Pergilah Dinda Cintaku

Ya, BSA ini adalah komunitas yang dibentuk oleh sekumpulan para ibu usia produktif sebagai wadah bagi mereka untuk saling berdiskusi membahas berbagai hal yang menyangkut kehidupan mereka sehari-hari. Sebut saja kegiatan keagamaan dengan rutin melaksanakan pengajian bulanan yang menghadirkan ustaz atau ustazah guna memberikan siraman rohani serta jadi ajang curhat mereka kepada para ustaz atau ustazah ini ketika dihadapkan pada berbagai masalah kehidupan dengan pendekatan Agama.

Kegiatan lainnya adalah menghadirkan bidan terlatih dari Puskesmas atau unit layanan kesehatan lainnya seperti Pustu atau Polindes terdekat yang sering mereka sebut Bidan Motivator untuk memberikan penyuluhan terkait pentingnya Kesehatan Reproduksi (Kespro) yang membahas secara tuntas mulai dari isu Keluarga Berencana(KB), ASI ekslusif, kanker serviks, kanker payudara, hingga urusan JKN seperti BPJS yang sedang hangat diperbincangkan.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Selain itu, kegiatan yang juga tak kalah pentingnya adalah pelatihan dasar berbicara di depan umum dengan melatih para ibu di komunitas untuk berani bertanya, berani menyampaikan ide atau pendapatnya di depan ibu-ibu lainnya. Hingga keberanian mewakili anggotanya untuk mengikuti Musrenbang di desanya yang semuanya mereka dapatkan selama bergabung di Komunitas Balai Sakinah ‘Aisyiyah ini.

Adapun jumlah anggota dalam BSA ini adalah 20 hingga 25 orang yang tersebar di beberapa titik di perkampungan di setiap desa dan kelurahan sasaran Program MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan) yang dua di antaranya adalah Desa Bowong Cindea dan Desa Bulu Cindea yang dibentuk sejak tahun 2014 yang lalu.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Berbicara program MAMPU sendiri, merupakan salah satu program kemitraan antara Pemerintah Pusat melalui BAPPENAS dan Pemerintah AUSTRALIA melalui DFAT untuk mendukung Indonesia khususnya kaum perempuan keluar dari kemiskinan minimal dapat mencegah atau menanggulanginya hingga bersepakat bahwa upaya tersebut dinamakan Program MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan). Dengan menggandeng berbagai NGO perempuan salah satunya dengan ‘Aisyiyah di tingkat pusat yang mengangkat isu kesehatan reproduksi yang bertujuan untuk penguatan kepemimpinan perempuan, untuk peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi yang lebih aksesibilitas dengan pendekatan hak-hak perempuan pada kelompok dhuafa mustadh’afin.

Kembali ke desa, hampir dua tahun perjalanan Program MAMPU yang dijalankan oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Pangkep tentu memilik capaian-capaian yang menggembirakan. Namun, tak sedikit juga terdapat tantangan dan kendala yang dihadapi dalam implementasinya.

Pertama, capaian yang turut menjadi kebanggaan ‘Aisyiyah yang selama ini membina ratusan perempuan dhuafa melalui 28 komunitas BSA salah satunya adalah meningkatnya kesadaran kaum ibu akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi seperti kesadaran untuk mau memeriksakan diri ke unit layanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan IVA sebagai tahap pemeriksaan awal untuk mencegah kanker serviks.

Mengapa kemudian kanker serviks pada akhirnya menjadi isu penting untuk didorong pemeriksaannya karena kanker ini setelah kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan di dunia. Bahkan di Indonesia sebagai penyakit pembunuh perempuan disebabkan awamnya pemahaman dan kesadaran kaum perempuan terkait kanker ini.

Advokasi melalui pelayanan pemeriksaan IVA ini pun cukup berhasil mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan untuk menjadikan pemeriksaan IVA ini sebagai layanan regular di seluruh unit layanan kesehatan termasuk mendorong anggaran di masing-masing Puskesmas sasaran untuk pembelian alkes IVA.

Kedua, capaian di bidang ekonomi sendiri para ibu-ibu di komunitas dilatih membuat berbagai aneka keterampilan seperti pelatihan membuat aneka keripik dan kerupuk aneka rasa, pelatihan membuat nugget ikan, abon ikan, ikan bandeng tanpa tulang, serta berbagai aneka kerajinan tangan dari olahan plastik bekas yang bernilai ekonomis.

Upaya pengembangan semangat berwirausaha untuk menumbuhkan kemandirian pun dilaksanakan pelatihan motivator BUEKA (Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah) yang menghadirkan pemangku kepentingan terkait seperti Diskoperindag, Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Pariwisata. Hasil yang didapatkan melalui berbagai kegiatan pengembangan ekonomi komunitas ini sudah dapat dilihat aneka produk buatan komunitas di Kedai ‘Aisyiyah di Jl. Andi Mauraga Pangkajene yang dapat dipesan secara langsung maupun secara online di facebook ‘Aisyiyah Pangkep.

Ketiga, capaian di bidang kepemimpinan dapat dilihat dari hadirnya sejumlah local leader di desa seperti kader-kader yang semakin tangguh dalam memfasilitasi secara baik berbagai pertemuan di komunitas dan kepemimpinan dari komunitas BSA yang juga semakin sadar untuk berpartisipasi dalam kegiatan tahunan Musyrenbang Desa, kecamatan, hingga tingkat kabupaten untuk menyampaikan serta mengawal aspirasi terkait hak-hak perempuan untuk turut bersama pemangku kepentingan lainnya dalam merencanakan pembangunan.

Sebut saja keberhasilan komunitas berjejaring dengan Aleg Perempuan di DPRD pasca mengikuti Forum Warga dan Musrenbang Desa tahun 2014 yang lalu dengan “berteriak” kepada pemangku kepentingan bahwa mereka membutuhkan berbagai pelatihan  untuk meningkatkan skill mereka sebagai modal untuk mandiri kedepannya dan akhirnya dapat terinplementasi tahun 2015.

Pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG) dinas sosial dan tenaga kerja turun ke komunitas bersama aleg perempuan Nurbaeni Lisa melatih puluhan ibu-ibu di dua Desa dan empat Kelurahan (Desa Bowong Cindea, Desa Bulu Cindea, Kelurahan Anrong Appaka, Kelurahan Pabundukang, Kelurahan Biraeng, dan Kelurahan Bonto Langkasa) membuat abon ikan dengan kemasan  menarik dan rencana pemasaran produk. Bukan hanya pelatihan TTG, pelatihan lainnya yang juga didukung oleh Disnaker adalah pelatihan menjahit di salah satu kelurahan binaan MAMPU ‘Aisyiyah juga turut dilaksanakan di komunitas.

Puncak dari antusias para ibu-ibu di komunitas ini adalah saat Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah menggelar Diaog Terbuka bulan April 2015 yang lalu sekitar 700 ibu-ibu tumpah ruah di rumah jabatan Bapak Bupati guna mendengar komitmen pemimpin nomor satu ini terkait program dan anggaran yang berpihak pada perempuan.

Keempat, capaian bidang kesehatan. Pasca hadirnya Program MAMPU khususnya di dua Desa Bowong Cindea dan Desa Bulu Cindea pun menunjukkan hasil yang menggembirakan. Para bidan yang selama ini hanya aktif melayani masyarakat di unit layanan kesehatan akhirnya tergerak untuk turun ke komunitas memberikan penyuluhan kesehatan baik itu tentang pentingnya KB, ASI Ekslusif, bahaya kanker serviks dan kanker payudara, mekanisme pendaftaran BPJS serta berbagai jenis penyuluhan dan edukasi kesehatan lainnya. Untuk mendorong kesadaran ibu-ibu di komunitas untuk lebih peduli dengan kesehatan reproduksi mereka sebagaimana telah diatur dalam PP No. 61 tentang Kesehatan Reproduksi tahun 2014.

Terobosan lainnya untuk bidang kesehatan dengan hadirnya Program MAMPU ‘Aisyiyah ini adalah munculnya kebijakan dinas kesehatan Kabupaten Pangkep yang turut mendorong salah satu upaya pencegahan kanker serviks dengan pemberlakukan pemeriksaan IVA reguler di masing-masing PKM. Khususnya sasaran MAMPU dan ini dapat dibuktikan dengan kebijakan kepala Puskesmas Bowong Cindea yang sudah mengeluarkan anggaran khusus untuk pembelian alkes IVA guna melayani para ibu-ibu baik yang tergabung di BSA maupun masyarakat perempuan umum lainnya yang datang ke Puskesmas yang ingin melakukan pemeriksaan tes IVA.

Begitu penting dan mendesaknya upaya pencegahan kanker serviks dan juga kanker payudara untuk melindungi para ibu-ibu dari kematian, maka Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah pun mendorong agar Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan mengeluarkan Surat Edaran resmi ke seluruh unit layanan kesehatan di 13 kecamatan untuk memberlakukan pemeriksaan IVA sebagai upaya cegah awal kanker serviks dan Ssdarnis sebagai pemeriksaan tahap awal cegah kanker payudara sebagai layanan wajib untuk tahun 2016.

Kemiskinan yang selalu diidentikkan dengan wajah perempuan hampir dipastikan tentunya merugikan kaum perempuan itu sendiri. Kehadiran perempuan hari ini diharapkan tidak selalu menjadi objek penderita dalam upaya menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan melainkan harus menjadi pelaku aktif yang tercerahkan melalui berbagai kegiatan di komunitas untuk pada akhirnya bisa terbebas dari jerat rantai bernama Kemiskinan.

Kehadiran Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) di kampung-kampung di desa menjadi alternatif upaya sistematis untuk terus menyuarakan pentingnya hak-hak perempuan dalam berbagai bidang untuk dipenuhi oleh pemangku kepentingan dan pada akhirnya perempuan ini mampu berdiri tegak dan berkata, “Kami perempuan, kami maju, dan kami mandiri”. (Tulisan ini dikirim oleh Rohani, Sekretaris LPPA Pangkep)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya