Toleransi Lewat Taraweh Ala Masjid Taubah Suka Maju Makassar

Masjid Taubah Suka Maju Makassar tampak di siang hari.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Masjid Taubah adalah salah satu masjid di kawasan Suka Maju, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar. Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini masjid tersebut sangat dipadati jemaah.  Bahkan jalan Suka Maju dari arah samping masjid ditutup karena digunakan oleh jemaah yang sedang melaksanakan salat taraweh. 

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Suasana khusyuk terlihat pada sebagian besar jemaah salat taraweh, menambah eksotisme tersendiri dari masjid ini. Yang lebih menariknya adalah adanya toleransi lewat salat taraweh yang tak semua masjid dapat ditemui hal seperti ini. Sebagaimana ungkapan salah satu jemaah yang kagum dengan metode dualisme yang diterapkan oleh para pengurus masjid. “Sejak awal saya sangat kagum dengan masjid ini, sebab sangat berbeda dengan masjid lainnya.

Yakni setelah salat taraweh yang delapan rakaat, bagi mereka yang biasa menjalankan dua puluh rakaat akan diberi kesempatan istirahat sejenak guna memberi kesempatan pada jemaah lain yang akan menunaikan salat witir. Jadi setelah rakaat delapan sudah selesai, ada imam lain yang sudah siap untuk memimpin salat witir bagi yang biasa menjalankan salat taraweh delapan rakaat. Setelah itu baru imam yang memimpin salat sejak awal melanjutkan kembali salat taraweh hingga dua puluh rakaat dan salat witirnya,” tutur Arfandi.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Selain itu, Julkarnain Rajak Ketua PMII FKM UMI mengatakan, “Perlunya semua masjid untuk melaksanakan hal sama agar suasana harmoni Ramadan sangat kental dengan toleransi. Ia berharap semua masjid melakukan hal yang sama, sebab kami orang kampung yang terbiasa dengan dua puluh rakaat terkadang sulit harus mencari masjid yang menjalankan dua puluh rakaat. Kalau seperti ini kita merasa suasana Ramadan semakin harmoni dengan toleransi.” Rajak juga menambahkan jika ia sangat mengidolakan Buya Hamka salah satu tokoh Muhammadiyah yang menurut cerita sangat dikenal dengan toleransinya terhadap persoalan-persoalan seperti ini. (Tulisan ini dikirim oleh Tunny, Makassar)

Ilustrasi.

Pergilah Dinda Cintaku

Maafkan aku yang terlalu berlebihan mencintaimu.

img_title
VIVA.co.id
26 Februari 2018