Rezeki Lebaran Sang Juru Foto Kilat

Eko sedang melayani turis asing.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Eko Riyanto (29 tahun) dan enam temannya beberapa tahun ini menjadi juru foto kilat di Taman Rekreasi Pantai Kartini, kota Jepara, Jawa Tengah. Walau pekerjaan sekarang belum merupakan pekerjaan mapan, tapi lebih disyukurinya daripada pekerjaan sebelumnya sebagai tukang parkir.

Pergilah Dinda Cintaku

Eko dan teman-temannya hanyalah pekerja lapangan, sebab mereka ada di bawah koordinasi seorang pemilik modal yang mereka panggil Boss. "Peralatan kamera dipinjami Boss, sedangkan proses cetak foto dilakukan keluarga Boss. Saya hanya mencari pengunjung taman rekreasi yang mau di foto”, kata Eko

Menurut Eko, sistem kerja antara dirinya dengan Boss adalah bagi hasil. Dia mendapat bagian 40 persen, adapun Boss sebanyak 60 persen. Tarif satu kali jepretan/foto pada pengunjung taman rekreasi, Rp10.000. Dengan begitu untuk satu kali jepret dengan foto ukuran 5R, Eko dapat bagian Rp4.000 dan Si Boss Rp6.000.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

“Menjadi tukang foto, harus pintar memilih "calon korban". Lihat dandanannya, jika perlente, apa lagi bersama keluarga dan tak menggenggam ponsel berkamera, sudah hampir pasti mau difoto,” ucap Eko. Tak jarang dia mulai mengamati dari area parkir. Jika naik mobil mengilap, mulai dipepet dan dirayu agar bersedia difoto.

Dibenarkannya, dengan membeludak orang berponsel kamera saat ini membuat pekerjaan Eko jadi tidak mudah. Sebab waktu berekreasi, pengunjung bisa mengabadikan sendiri saat-saat indah di tempat-tempat yang mereka anggap bagus.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

"Mereka enggan memanfaatkan jasa juru foto seperti saya," tambah Eko. Paling empuk jadi sasaran tembak kamera SLR Eko adalah turis asing. Meski mereka bawa kamera sendiri, tak segan minta difoto oleh Eko. Tak cuma satu-dua kali jepretan, bahkan berkali-kali. "Maklum mereka punya dolar. Satu jepretan nilainya kurang dari satu dolar," tutur Eko seakan paham nilai kurs dolar terhadap rupiah.

Ditanya pendapatan sehari, Eko mengatakan, tidak pasti. Rata-rata Rp40.000 sampai Rp50.000, tergantung ramai atau sepinya pengunjung Taman Kartini ini. Pada hari libur seperti Minggu atau hari besar, hasil sedikit berlebih, antara Rp60.000 hingga Rp70.000. "Ya, lumayanlah bisa untuk menghidupi anak istri," ujar Eko.

Di bulan puasa seperti saat ini, rezeki Eko ikut puasa. "Sejak pukul.09.00 hingga 14.00 siang ini, belum satu pun bisa saya foto. Pengunjung sepi," keluhnya. Beruntung satu jam sebelum tempat wisata tutup, masuk satu pria turis Belanda. Turis itu dengan tangannya memanggil Eko. Yang dipanggil pun tersenyum lebar.

Cerita Eko soal rezeki sepi di bulan Ramadan, seperti berbalikan dengan saat Lebaran. Setiap tahun pada waktu Lebaran, selama sepekan penuh setiap hari Pantai Kartini dibanjiri ratusan ribu pengunjung. Saat itu Eko sibuk luar biasa karena jumlah orang yang difoto luar biasa banyaknya.

Di  masa Lebaran, tiap hari dari pagi hingga senja, saya memotret 100-200 orang. "Sampai-sampai buang air kecil pun tak bisa," tutur Eko. Tuhan Maha Pemurah bukan? Coba hitung pendapatan Eko setiap hari. Jika memfoto 100 orang, minimal Rp400.000 sudah di tangan. Kalau 200 orang, didapat Rp800.000. Itulah rezeki Lebaran buat Eko. (Tulisan ini dikirim oleh Heru Christiyono Amari, Pati, Jawa Tengah)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya