Ada Niat dan Keyakinan Pasti akan Ada Jalan

Ilustrasi. Jika ada niat dan keyakinan, pasti akan ada jalan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Siapa sangka anak yang selama ini telah dilahirkan dan hidup sejak 20 tahun lalu, telah beranjak dewasa menjadi seorang laki-laki yang ingin menjadi seorang penulis. Sungguh mimpi dan impian yang sederhana, namun nyata. Dilahirkan pada tanggal 28 April tahun 1996, atau bertepatan dengan hari raya Idul Adha yaitu salah satu hari raya bagi umat Islam.

Pergilah Dinda Cintaku

Terlahir dengan fisik yang sehat, suci, dan bersih dosa, bahkan akal dan pikirannya pun masih belum mengenal apa-apa, termasuk tentang tujuannya dilahirkan ke dunia. Tidak ada maksud lain baginya terlahir di dunia ini selain untuk membahagiakan kedua orang tuanya dan keluarga yang lainnya.

Membahagiakan orang tua dan keluarga terdengar sangat mudah untuk dilakukan, namun sulit untuk dicapai. Dibutuhkan beberapa pengorbanan yang berat jika keinginan seseorang tersebut bertolak belakang dengan keinginan orang tua dan keluarganya. Yang namanya keinginan pasti akan selalu ada di dalam diri seorang manusia. Keinginan untuk menggapai sesuatu, memiliki sesuatu dan keinginan untuk bahagia dengan caranya sendiri. Namun, di balik semua itu, dibutuhkan sebuah restu yang nantinya akan mempermudah jalannya.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Selama ini aku merasa telah membahagiakan orang tua dan keluargaku, tapi ternyata semuanya masih tetap saja kurang di mata mereka. Aku harus bekerja cukup keras untuk meraih kesuksesan dan mimpi-mimpiku. Berbagai rintangan dan cobaan harus aku lalui. Aku memanglah masih awam dalam hal tulis-menulis, karena memang aku terlalu banyak menghabiskan waktu di sekolah yang tidak memungkinkan aku untuk belajar tentang sastra. Paling-paling hanya ketika pelajaran Bahasa Indonesia saja, itupun hanya sedikit ilmu sastra yang bisa aku ambil.

Walaupun aku sudah mengulang-ngulang kembali pelajaran di rumah, tapi tetap saja masih kurang. 3 tahun aku menghabiskan waktu dengan mempelajari ilmu teknik sipil, dimulai dari menghitung apa-apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah, menggambar denah lokasi dan rumah yang akan dibangun, dan bahkan aku harus berurusan dengan yang namanya semen, batu bata, keramik, cat, besi, air dan bahkan kayu.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Tidak ada yang bisa aku jadikan panutan untuk memperdalam ilmu sastra yang sudah lama aku idam-idamkan sejak SD kelas 5. Namun, di balik semua itu, aku merasa bangga karena aku sudah menjadi lulusan salah satu sebuah sekolah terbaik di Provinsi Riau dan bahkan di Pulau Sumatera ini, yaitu SMK Negeri 2 Pekanbaru.

Di sana aku mendapatkan pelajaran di mana hal yang sudah direncanakan seseorang, pasti tidak akan bisa berjalan dengan lancar. Karena memang rencana yang sesungguhnya sudah ditentukan oleh yang Maha Kuasa. Aku yang dulu berkeinginan masuk MAN jika sudah lulus SMP, tidak masuk MAN tapi malah masuk SMK.

Lalu setelah lulus dari MAN, aku berencana ingin kuliah di suatu universitas yang jurusan sastra Bahasa Indonesianya dikenal sangat bagus. Namun ternyata, aku malah masuk di universitas yang jurusan teknik sipilnya dikenal sangat bagus, yaitu Universitas Lancang Kuning. Ya, setidaknya aku sudah mencicipi beberapa pelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini aku pelajari sejak SMK dan masa-masa kuliah

Lalu sekarang tujuanku cuma satu, yaitu mencoba untuk belajar sendiri dan memperdalamnya. Sekalipun orang-orang di sekitarku tidak peduli dan berkata kalau aku masih labil dalam menulis sebuah karya tulis. Namun, ternyata ada juga beberapa dari mereka yang memberikan dukungan dan beberapa masukan kepadaku. Dan buat mereka yang telah memberikanku dukungan dan masukan, aku akan berusaha untuk mereka juga. Karena aku yakin, jika ada niat dan keyakinan, pasti akan ada jalan. (Cerita ini dikirim oleh Ridhoadhaarie)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya