Standar Operasional Penerbangan

Ilustrasi pesawat terbang.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Pesawat Batik Air dengan nomor Boeing 7703 membatalkan lepas landas setelah bertabrakan dengan Pesawat TransNusa di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Tabrakan antara pesawat Batik Air dengan pesawat TransNusa terjadi pada pukul 19.55 WIB, Senin (4/4/2016) yang mengakibatkan kerusakan pada sayap pesawat Batik Air, dan kerusakan pada bagian ekor dan sayap bagian kiri pada pesawat TransNusa.

Bocah Penggemar Elon Musk Bikin Geger Dunia Penerbangan

Dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa, semua kru dan penumpang pesawat selamat. Kecelakan pesawat Batik Air dengan TransNusa mengawali kecelakaan penerbangan di tahun ini dan menambah deretan kecelakaan pada penerbangan. Terhitung 6 kecelakaan di Indonesia sepanjang 2015. Namun dalam kecelakaan tersebut yang paling mencengangkan terjadi pada 30 Juni 2015,  sebuah pesawat Lockheed C-130B Hercules milik TNI AU yang jatuh menimpa perumahan penduduk, yang mengakibatkan tewasnya lebih dari 120 orang, termasuk 122 penumpang dan 12 kru pesawat.

Banyak pertanyaan yang timbul dari insiden kecelakan pesawat, apakah yang mengakibatkan kecelakan pesawat terjadi? Setelah saya melakukan pengamatan dari berbagai sumber dan media, inilah tiga faktor utama yang mengakibatkan terjadinya kecelakan pada pesawat yaitu cuaca yang buruk, technical error, dan human error.

Penumpang Jemur Celana Dalam di Pesawat, Jangan Dicontoh

Penyebab utama dari kecelakaan yang dialami oleh pesawat 27 persen akibat dari cuaca yang buruk seperti terjadinya hujan lebat, angin kencang, dan badai yang mengakibatkan hilangnya sinyal dan yang dapat mengakibatkan lost contact. Contohnya seperti kecelakaan Air Asia penerbangan QZ8510 pada Desember yang menewaskan kurang lebih 162 orang di dalamnya yang terjadi karena badai petir di ketinggian 50 kaki.

Dan technical error atau kesalahan pada mesin, namun masalah pada mesin bertanggung jawab atas kecelakaanhanya hanya sebesar 23 persen. Karena pada perkembangan teknologi, pesawat mengalami penurunan tingkat kecelakaan karena semakin canggih teknologinya dan didesain lebih aman dan modern serta lebih baik lagi. Namun, nyatanya masih banyak kecelakaan pesawat yang terjadi karena kerusakan pada mesin dan struktur pada pesawat dapat merusak badan pesawat atau mesin.

2017, Angkasa Pura II Raih Pendapatan Rp8,2 T

Faktor penyebab terjadinya kecelakaan pesawat diakibatkan oleh human error atau pihak pendukung. Hal ini hampir sebagai penyebab utama dari kecelakan pesawat, seperti kelalaian pilot, misscommunication antara pilot dan kru lainnya, atau faktor mental dan kejiwaan serta kesehatan pilot seperti beberapa kasus pilot melakukan bunuh diri karena tidak kuat mental dan mengalami serangan jantung.

Tidak hanya kesalahan pada pilot, namun bisa juga dari penumpang, pengendali lalu lintas udara, dan juga mekanik. Itulah tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan pada pesawat. Sebenarnya masih banyak faktor yang harus diperhitungkan seperti sabotase ataupun kesengajaan yang dilakukan oleh pihak tertentu. Namun ketiga faktor tersebutlah yang sering kita temui dalam kasus kecelakaan pesawat.

Dampak yang diakibatkan dari kecelakaan pesawat adalah memakan banyak korban jiwa dan menyebabkan traumatik tersendiri pada korban yang selamat. Peminat maskapai menjadi berkurang, kecemasan para penumpang, dan maskapai harus melakukan ganti rugi pada penumpang dan semua pihak yang dirugikan. Entah siapa yang dapat disalahkan dengan adanya kecelakan pesawat, namun sebaiknya penerbangan dapat memperbaiki sistemnya dengan lebih baik dan aman. Seharusnya penerbangan dapat memanfaatkan canggihnya teknologi sekarang yang dapat membuat pesawat atau penerbangan menjadi lebih nyaman agar dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada penerbangan serta memperbaiki stuktur penerbangannya yang terjadi pada mesin dan yang lainnya.

Mungkin solusi terbaik adalah dengan cara tidak melakukan penerbangan saat cuaca atau alam sedang tidak bersahabat. Atau kita sebagai penumpang dapat bersikap baik dan mematuhi aturan yang ada seperti tidak menyalakan atau menggunakan alat elektronik saat sedang mengudara dan juga barang bawaan yang dapat berdampak buruk seperti bahan kimia yang sewaktu-waktu dapat memicu ledakaan saat pesawat mengalami kecelakaan. Sebaiknya sebelum dan sesudah melakukan penerbangan ada baiknya kita berdoa agar kita selamat sampai tujuan. (Tulisan ini dikirim oleh Anisan Setiady, mahasiswa IISIP Jakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya