Sakitnya Menjadi Seorang Sarjana Pengangguran

Ilustrasi
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Apa sih arti sarjana itu? Kuliah empat tahun, bergelut dengan buku dan tugas-tugas kuliah merupakan proses yang indah, yang wajib dilalui selama kuliah. Endingnya adalah momen wisuda yang sangat luar biasa. Bahagia dapat memperoleh gelar dan dengan sangat bangga mendedikasikan gelar tersebut untuk kedua orangtua yang telah berjuang terhadap segala sesuatunya selama kuliah.

Kenali Asuransi Kecelakaan Kerja dan Cara Mengklaimnya

Saat acara syukuran wisuda oleh keluarga, kesimpulannya adalah pekerjaan. “Semoga cepat dapat kerja ya, jangan langsung nikah, bahagiain orangtua dulu”. Ucapan inilah yang paling sering dan paling populer ditujukan bagi setiap lulusan sarjana. Menjadi seorang sarjana itu sebenarnya adalah beban yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Seorang sarjana diharapkan secepat mungkin memiliki pekerjaan yang baik, penghasilan tinggi, karier cemerlang, dan berjuta harapan lainnya.

Mencari pekerjaan sebenarnya bukanlah pilihan yang wajib, karena berwirausaha juga merupakan solusi yang mungkin lebih baik karena nantinya akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru. Sebagai seorang sarjana sebenarnya harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan demi mengurangi tingkat pengangguran yang semakin bertambah. Akan tetapi berwirausaha memiliki tantangan tersendiri, karena wirausaha merupakan perusahaan pribadi yang dikelola secara individu dan harus memiliki modal berupa dana yang wajib dipersiapkan.

Ramadhan Banjir Job, Happy Asmara Ungkap Isi Hati Harus Jauh dari Keluarga karena Kerjaan

Intinya, tidak punya modal berarti tidak mungkin bisa berwirausaha. Karena keterbatasan inilah maka mencari pekerjaan merupakan solusi bagi setiap lulusan sarjana. Karena belum memiliki pekerjaan akhirnya lulusan sarjana memperoleh gelar baru yaitu “pengangguran”.

Kegiatan pertama yang dilakukan saat bangun pagi oleh sarjana pengangguran adalah menghidupkan laptop, browsing internet, cari lowongan pekerjaan yang sesuai minat dan bagian. Mulai dari lowongan pekerjaan yang online hingga ke lowongan pekerjaan yang langsung antar ke tempat. Banyaknya lowongan pekerjaan yang ditawarkan melalui media internet memberikan efek khusus bagi para lulusan sarjana untuk memilih mencari pekerjaan lewat internet. Kegiatan inilah yang menjadi rutinitas setiap sarjana pengangguran dengan harapan akan mendapatkan panggilan pekerjaan.

INFOGRAFIK: Ketentuan THR 2024

Sulitnya mencari pekerjaan adalah tantangan untuk zaman ini. Masalah kompetensi dan kemampuan selalu dikaitkan kepada setiap pencari kerja. Kirim lamaran kemana saja asal sesuai dengan kriteria yang diminta oleh perusahaan. Menunggu balasan lamaran setiap saat dan sampai kapan pun dari perusahaan asal diterima bekerja. Ditambah dengan adanya tuntutan dari orangtua, keluarga, teman dan sahabat yang selalu bertanya, “Sudah bekerja dimana sekarang?” “Kapan gaji pertama?” dan yang lainnya.

Kata-kata ini yang selalu menusuk hati. Saking ingin memberikan yang terbaik sampai akhirnya memiliki semangat yang membara untuk mencari pekerjaan. Sakitlah memang rasanya menjadi seorang sarjana pengangguran, seolah-olah seperti seorang yang bernasib malang. Tak ada kegiatan, suntuk sendiri di kamar kos, menghayal, bengong, yah semua jenis-jenis stres melanda, bahkan mau keluar dari rumah pun tak ada uang.

Yah, sakit di hati, sakit di dompet, membekukan pikiran, memecahkan otak, mengunci bibir, mengikat kaki, membuka mata dan telinga selebar dan selama mungkin, berdoa siang dan malam berharap ada keajaiban yang ditunjukkan oleh Sang Penguasa Kehidupan. Inilah setiap perasaan yang dialami oleh seorang sarjana pengangguran yang berjuang mencari pekerjaan. Tapi percayalah, suatu saat pasti ada jalan yang terbaik yang akan menjadikan hari ini lebih baik dari hari semalam. Salam hangat kepada semua sahabat pencari pekerjaan. Tetap semangat dan jangan menyerah. (Tulisan ini dikirim oleh Setia Bina Jaya Hutajulu)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya