Napak Tilas dari Wali Songo ke Gunung Santri Bojonegara

Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Wali Songo Syarif Hidayatullah mengutus Maulana Hasanuddin untuk berdakwah di Banten. Di sini perlu diingat, bahwa Maulana Hasanuddin bukan pendakwah pertama di tanah Banten. Sudah ada ulama juga bagian dari Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di wilayah Banten, jauh sebelum Kesultanan Banten berdiri yakni pada tahun 1527 M. Banyak yang mengira, penyebaran Islam bersamaan dengan terbentuknya kesultanan.

Wahai Orang yang Tidak Berpuasa, Hormatilah Bulan Ramadan

Sebenarnya ada tiga wali yang menjadi bagian wali songo generasi pertama yang berdakwah di Banten, yakni Maulana Ali Akbar berasal dari Persia, seorang ahli pengobatan yang makamnya terletak di Gunung Santri (wafat 1435 M); Maulana Hasanuddin berasal dari Palestina, berdakwah keliling dan makamnya di samping Masjid Banten Lama (wafat 1462 M, bukan Maulana Hasanuddin Sultan Pertama Banten putra Sunan Gunung Djati); dan Maulana Malik Isroil berasal dari Turki, ahli tata Negara, makamnya di Gunung Santri (wafat 1435).

Di bawah kaki Gunung Santri ada beberapa perkampungan yang dulu banyak bersentuhan secara langsung dengan dakwah Maulana Malik Isroil. Sejumlah desa atau perkampungan itu adalah Kejangkungan, Lumajang, Ciranggon, Beji, Pangsoran, dan lain sebagainya. Gunung Santri adalah sebuah kampung di Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Dari kota Cilegon berjarak 7 km dan dari kota Serang sekitar 25 km.

Jadi Dewa Mabuk Sehari

Ketika Sultan Maulana Hasanuddin diperintahkan Sunan Gunung Djati untuk berdakwah di Banten, sampailah beliau di kawasan Gunung Santri yang dulu dijadikan basis dakwah. Suatu saat, karena terlampau lama Hasanuddin tidak ke Cirebon dan menghabiskan waktunya menyebarkan Islam di wilayah Banten yang dikuasai Prabu Pucuk Umun yang bertahta di Banten Girang (Serang Kota sekarang), akhirnya Sunan Gunung Djati mengutus Syekh Muhammad Sholeh alumni pesantren yang diasuh oleh Sunan Ampel untuk mengetahui kabar keberadaan Hasanuddin.

Di kampung Merapit, Desa Ukir Sari, Kecamatan Bojonegara tepatnya di Gunung Lempuyang, bertemulah dua ulama itu. Syekh Muhammad Sholeh menjumpai Maulana Hasanuddin sedang bermunajat kepada Allah Swt. Selanjutnya kedua ulama tersebut merumuskan strategi dakwah yang akan mereka lakoni. Gunung Santri dan perkampungan sekitarnya tak pelak menjadi pusat gerakan dakwah Islam. (Tulisan ini dikirim oleh Kheriyadi Ibnu Syam, mahasiswa Pasca Sarjana UNJ)

Ramadan sebagai Rekonstruktor Social Behavior
Hari pertama saat berlangsungnya Mubes HIMSI UMI, Makassar.

Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris UMI

Acara besar ini akan berlangsung selama dua hari.

img_title
VIVA.co.id
15 Juni 2016