Tahun Baru

Pesta Kembang Api Takbiran
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
- Aku mencari puisi Tahun Baru di kalender 2016, belum ketemu

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq
Ingin kutambahkan beberapa kata di sana
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Tentang yang lalu, tentang menunggu, tentang sesuatu yang tak tentu
Ingin kutuliskan sesuatu yang bukan Senin sampai Minggu
Bukan juga 1 sampai 31

Aku ingin menulis tentang Kamu

Pemilik segala yang silam maupun yang datang

Aku ingin bisa terus bersyukur

Untuk semua yang ku dapat, untuk semua yang tak sempat

Setidak-tidaknya malam nanti

Sebelum jam baru mengubah arloji jadi kembang api


“Sayangku, mohonlah sesuatu, selagi ada waktu,” katamu

“Sudah kumohon pada-Nya, agar kita bisa melewati Januari hingga Desember”

“Dalam cinta?”

“Dalam cinta dan alpa”

“Apakah ada jeda?”

“Akan ada menopause. Akan ada petasan!”


Ah, Tahun Baru akan selalu datang

Sambil meniup terompet dan menyalakan langit malam

Mengantarkan pantai dan gunung-gunung

Kepada para peziarah dan turis lokal

Memacetkan jalan hingga langit jingga


“Apakah kita melupakan sesuatu?

Seperti sepasang sepatu menyesatkan tamu?”


“Ah, kamu terlalu parno! Tenang saja.

Sang waktu ibarat borgol: ia selalu menepati janji sampai kita mati!”


“Ah, kenapa bicara mati?”

“Selamat Tahun Baru sayangku. Selamat menempuh hidup baru!”

 

“Kalau mati?”

“Mungkin mejan. Ganti sumbunya!”

(Puisi ini dikirim oleh Yudhistira ANM Massardi, Pengelola TK-SD Batutis Al-Ilmi, Bekasi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya