Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa

Ilustrasi ibu dan anak
Sumber :

VIVA.co.id - Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 11 November 2015, aku diajak temanku ke job fair di salah satu mall di daerah Bekasi. Aku awalnya menolak karena hari itu aku harus pergi bekerja pukul 13.30, tapi karena dia memaksa dan aku pun penasaran akhirnya kita berangkat pukul 09.00.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Ternyata disana sangat ramai dan banyak sekali yang berminat untuk mencari pekerjaan di job fair ini, karena banyak sekali perusahaan besar yang sedang membuka lowongan kerja.

Setelah lama berputar-putar, akhirnya kami berniat pulang karena aku harus pergi bekerja. Tapi ketika turun ke lantai 1 ada seorang laki-laki berpenampilan rapi, tidak muda dan juga tidak terlalu tua. Dia bertanya di mana lokasi job fair, dan aku menjawab kalau lokasinya ada di lantai 3. Tanpa diminta, dia menjelaskan bahwa dia adalah utusan dari salah satu perusahaan besar yang memproduksi sebuah kendaraan, yang jika saya katakan pasti semua orang mengetahuinya karena brandnya sudah sangat terkenal.

Dia mengatakan sedang mencari calon karyawan dengan iming-iming gaji UMR Kota Bekasi, dan tidak perlu pakai tes karena kami bisa masuk melalui jalur referensi.

Kami pun menyiapkan semua persyaratan lamaran, yang memang kami bawa dan kemudian kami di ajak langsung pergi ke perusahaan tersebut untuk interview. Sebenarnya hati ingin berkata tidak, tapi karena termakan rayuan laki-laki dan temanku, alhasil aku pun ikut.

Ditengah perjalanan, aku menelepon mama dan meminta izin kalau aku akan pergi ke perusahaan tersebut yang berada di Cikarang. Tapi mama tidak mengizinkan karena aku harus pergi bekerja siang itu, namun karena aku keras kepala aku pun berbohong pada mama bahwa aku akan pulang tapi sebenarnya tidak.

Setelah beberapa lama di perjalanan, aku diperintahkan untuk membeli materai dan pensil. Aku diturunkan tepat di depan gedung olahraga di Bekasi, tapi bodohnya, aku meninggalkan tasku di mobil yang di dalamnya terdapat handphone, ATM, KTP, dan uang Rp 700.000.

Setelah aku selesai membeli materai dan pensil, aku tidak melihat mobil laki-laki itu. Aku baru sadar bahwa aku telah tertipu. Aku panik karena temanku masih bersamanya di dalam mobil. Aku takut terjadi apa-apa dengannya, sehingga aku segera melapor ke kantor polisi terdekat yaitu di Pos Polisi lalu lintas daerah Kayuringin.

Aku menangis dan menelepon mamaku memberitahu bahwa aku di kantor polisi dan aku baru sadar aku telah ditipu dan temanku masih bersama laki-laki itu. Akhirnya ayahku dan ayah temanku itu datang ke pos polisi dimana aku berada. Setelah melihat ayah, air matapun mengalir karena pelukan hangat yang membuat aku merasa nyaman. Ayahku menangis melihat keadaanku yang sangat memprihatinkan dengan keadaan lemah tanpa membawa barang apapun. Hanya ada kantong plastik yang berisikan materai dan 2 buah pensil.

Aku pun menceritakan kembali bagaimana kronologi kejadiannya. Ditengah-tengah aku menjelaskan semuanya, tiba-tiba telepon ayahku berbunyi. Ternyata itu telepon dari ibu temanku. Beliau memberitahu bahwa anaknya berada di pom bensin Summarecon, tepatnya dibawah fly over. Akhirnya ayahnya dan ayahku beserta polisi menjemput temanku, dan syukur Alhamdulillah dia tidak apa-apa dan tidak kehilangan barang berharga apapun, hanya kehilangan KTP dan NPWP. Berbeda dengan aku yang kehilangan semuanya yaitu handphone, ATM, KTP, dan uang sebesar Rp 700.000.

Aku menyesal telah berbohong pada mama. Ketika sampai di rumah mama menangis, memeluk aku penuh kasih sayang. Beliau tidak peduli pada semua barang yang telah hilang, tapi beliau memikirkan bagaimana keadaanku saat itu. Beliau sangat bersyukur karena aku pulang dengan selamat tanpa cacat sedikitpun. Meskipun telah kehilangan banyak barang berharga, tapi mama tak memikirkan itu semua, mama hanya memikirkanku.

Aku meminta maaf karena aku tak mau mendengarkan kata-kata mama dan akhirnya semua berujung dengan penyesalan dan kesedihan. Tapi dibalik itu semua, aku tahu bahwa selama ini aku salah beranggapan jika mama tak sayang atau tak peduli padaku. Ternyata kasih sayangnya memang sepanjang masa.

Subhanallah, kasih sayang seorang ibu memang tidak ada batasnya dan tidak akan berakhir. Perkataan dan larangan seorang ibu tidak boleh disepelekan karena ridho Allah berada di tangan ibu. Aku menyesal tidak mendengarkan perkataan mamaku karena keegoisanku.

Jika boleh aku mengulang waktu, aku tidak akan pernah berhenti mendengarkan semua perkataan ibu dan takkan pernah mau mengecewakannya lagi. Karena pasti kalian semua tahu bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu . Dan, selalu ingat yaa teman-teman kalau kasih sayang ibu sepanjang masa. (Cerita ini dikirim oleh Liza Annisa – Bekasi)

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016