Sumbang Saran untuk Pengendalian Banjir di Jakarta

Ilustrasi/Banjir Jakarta
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id

VIVA.co.id - Berlatar belakang keprihatinan yang sangat mendalam atas terjadinya banjir akhir-akhir ini, saya sebagai warga dan asli Jakarta tergugah hatinya untuk menyuarakan aspirasi terhadap peristiwa yang terjadi. Berdasarkan pengamatan peristiwa banjir yang sering terjadi untuk yang kesekian kalinya, dan tanpa mengurangi apresiasi terhadap tindakan penyelesaian masalah yang sudah dilakukan, maka izinkan saya menyampaikan sumbang saran terhadap pencegahan banjir di Jakarta.

A. Konsepsi Metode Umum

Volume aliran permukaan yang sering kita sebut run off atau banjir (Q) tergantung pada curah hujan (P) dan volume penyimpanan yang tersedia untuk menahan air (S).  Penahanan aktual (F) adalah perbedaan antara curah hujan dan aliran permukaan.  Selanjutnya sejumlah volume air hujan pada permulaan hujan yang disebut abstraksi awal (Ia) tidak akan menjadi aliran permukaan.

Banyak metode pendugaan banjir berdasarkan hubungan curah hujan dan karakteristik penutupan lahan. Dalam hal ini tidak saya bahas, namun demikian besarnya volume dan laju aliran permukaan dipengaruhi oleh sifat-sifat meteorologi dan sifat Daerah Aliran Sungai (DAS). Pendugaan aliran permukaan memerlukan indeks yang mewakili kedua faktor tersebut.

Volume curah hujan mungkin merupakan satu-satunya sifat meteorologi yang penting dalam pendugaan volume aliran permukaan. Tipe tanah, jenis penggunaan tanah atau lahan, dan kondisi hidrologi penutup adalah sifat-sifat daerah aliran yang mempunyai pengaruh paling penting dalam pendugaan volume aliran permukaan.  Kandungan air tanah sebelumnya juga penting dalam mempengaruhi volume aliran permukaan.

B. Konsepsi Tindakan Pengendalian Banjir

Berdasarkan ulasan singkat konsepsi metode umum hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi banjir, maka dapat saya usulkan beberapa tindakan yang dapat dilakukan, khususnya tindakan jangka pendek dan cepat.

1. Setiap kelurahan atau kecamatan sudah mempunyai pencatatan data atas beberapa besaran unsur cuaca dan hidrologi seperti curah hujan, tinggi genangan yang terjadi  untuk titik tertentu persatuan luas, lama surut, data penutupan lahan, debit dan karakteristik sungai, infrastruktur yang ada dan berhubungan dengan pengendalian banjir, seperti panjang dan volume saluran, telaga, empang, comberan, waduk, sungai,  peralatan, dan sarana pendukung seperti alat kebersihan, transportasi, pompa, genset, ketersediaan listrik PLN, dan SDM yang terlatih. Untuk data yang lebih spesifik bisa dilakukan pencatatan di tingkat RT dan RW, termasuk di dalamnya melakukan identifikasi permasalahan yang menjadi sumber penyebab terjadinya banjir.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

2. Prinsip dasar pengendalian adalah curah hujan yang turun per satuan luas penutup lahan seperti rumah, gedung, mall, hotel, apartemen, perkantoran, pusat bisnis, perumahan, parkiran, jalan, dan semua penutup lahan yang kedap air jangan langsung dibuang tetapi ditampung melalui sumur resapan pribadi maupun kumulatif yang bisa berupa kolam, telaga, waduk yang besarnya volume dihitung dari Luas Penampang Penutupan Lahan Kedap Air di kali intensitas curah hujan maksimum yang pernah terjadi. Dengan demikian daerah yang lebih tinggi tidak memberikan beban banjir yang lebih besar kepada daerah yang lebih rendah.

3. Setelah point satu dan dua dilakukan, maka tindakan pencegahan dan pengendalian banjir bisa dikerjakan secara efektif berdasarkan data yang ada, seperti berapa volume sumur resapan, panjang dan volume saluran, jumlah dan volume waduk, volume efektif sungai dan termasuk di dalamnya melakukan perbaikan sarana pengendali banjir, memberi kesadaran dan kepedulian masyarakat agar tidak membuang sampah di badan-badan air serta menjaga semua sarana pengendali banjir berjalan dengan baik.

4. Strategi pengendalian banjir di atas merupakan pengendalian banjir pada titik sasaran sehingga lebih mendarat dan dapat dikontrol oleh masyarakat,  aparat pemerintah terkait serta dapat dikontrol dan dievaluasi kinerjanya oleh masyarakat maupun pejabat yang berwenang. Melakukan tindakan tegas dalam penegakan hukum perundang-undangan maupun peraturan daerah yang berhubungan dengan pengendalian banjir dan juga yang berhubungan dengan sampah.

5. Untuk pengendalian banjir dalam skala yang lebih luas pada prinsipnya adalah sama yaitu menghitung jumlah curah hujan efektif yang menjadi banjir persatuan luas DAS, sehingga dibutuhkan perhitungan volume badan air yang lebih besar seperti sungai atau waduk yang dapat menyimpan kelebihan air yang tidak bisa terinfiltrasi maupun tersimpan di dalam DAS tersebut.

6. Filosofi pengendalian banjir adalah melakukan tindakan koreksi dan pencegahan atau mencegah banjir pada kondisi yang aman bukan memindahkan aliran banjir dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pencatatan data dan pengendalian banjir pada tingkat yang lebih rendah (RT/RW) pada titik tertentu dipadukan untuk tingkat yang lebih tinggi, sehingga pengendalian banjir lebih mendarat dan terintegrasi dari titik yang satu ke titik lainnya yang mempunyai keterkaitan permasalahan maupun dalam hal pengendalian banjirnya.

Demikian sumbang saran yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan menjadi masukan untuk tindakan pengendalian banjir di Jakarta. (Tulisan ini dikirim oleh Atjep Bolon, Jakarta)

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016