Yang Terbatas yang Istimewa

Sehati
Sumber :
  • U-Report
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
- Perjalanan selalu memberi pelajaran. Pelajaran yang membuat kita belajar akan banyak hal. Hidup pun tentang bagaimana kita menjadi pembelajar yang baik, sebab hidup adalah terus-menerus belajar. Dan kali ini pelajaran itu datang dari perjalanan panjang antara Yogyakarta, Semarang, Demak, Kudus, Jepara, sampai kembali lagi ke Yogyakarta. Ada cerita-cerita yang menjadi bahan belajar, bukan hanya soal kehidupan tapi lebih dari itu.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Dari sekian waktu yang ditempuh dalam perjalanan kali ini, satu hal yang begitu mengena, bertemu mereka yang tanpa diduga menjadi salah satu yang istimewa. Puput dan Zul, mereka membuatku semakin percaya, bahwa hidup menjadi berbeda karena keterbatasan bukanlah sebuah masalah, justru dengan itu menjadikan keistimewaan tersendiri.
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong


Allah pun Maha Adil, aku yakin itu. Di balik keterbatasan mereka berdua yang terlahir sebagai difabel,
Mascular Distropis
, tidak menyurutkan semangat mereka untuk berkarya. Kakak-beradik ini begitu menyukai dunia seni, yakni gambar dan musik. Gambar-gambar yang mereka berdua hasilkan begitu luar biasa, yang menurutku tidak kalah dengan hasil gambaran mereka yang memiliki kondisi sempurna baik materi ataupun fisik.


Saat ini, Puput dan Zul memiliki impian suatu saat dapat mempunyai komputer untuk membuat desain dan membuat gambar-gambar yang mereka buat secara manual menjadi lebih bagus. Selain itu, adanya komputer tersebut diharapkan bisa membantu dalam promosi karya-karya mereka. Puput dan Zul juga bercita-cita memiliki galeri untuk memamerkan karya-karya mereka. Sungguh, sebuah mimpi yang tinggi. Dan semoga Allah mengabulkan. Aamiin...


Allah meciptakan hamba-Nya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Inilah bentuk kuasa-Nya, yang apabila Dia telah berkehendak akan apapun yang Ia kehendaki, maka semua pasti jelas adanya. Aku bersyukur, dapat terlahir sempurna dengan segala apa yang aku miliki sekarang.
(Cerita ini dikirim oleh Diyah Puspita Rini, Yogyakarta)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya