Saatnya Tiba untuk Move On

Koper antimaling buatan Bluesmart
Sumber :
  • Dok. Bluesmart

VIVA.co.id - Selain mantan pacar, apa yang paling bikin susah move on? Yes, jawabannya adalah pindah rumah. Setelah berpuluh tahun lamanya saya tinggal di rumah yang sekarang, akhirnya dalam waktu dekat ini saya harus segera pindah ke rumah yang baru. Kalau ditanya alasannya kenapa, saya jawab "untuk sesuatu yang lebih baik lagi".

Kalau orang pindah rumah kan biasanya jauh ya, kayak tetangga sebelah rumah saya yang pindah dari daerah di Cicadas ke Subang, itu jauh jaraknya. Sedangkan, jarak rumah saya yang baru dengan yang lama hanya sepuluh langkah saja alias cuma beda satu satu rumah, itu juga masih hadap-hadapan. Hehehe.

Isi rumah saya yang lama sudah hampir kosong karena semua barang sudah diangkut ke rumah yang baru. Dan berhubung barang saya yang paling banyak dibanding barang Ayah, Ibu, dan Kakak, jadilah saya orang yang paling terakhir pindah. Saya sudah mewanti-wanti untuk barang-barang saya biarlah itu menjadi urusan saya. Saya tidak mau kalau barang saya di angkut oleh orang lain karena khawatir ada yang hilang atau rusak.

Sudah hampir dua bulan belakangan ini, orangtua dan kakak saya sudah menempati rumah baru. Dan berhubung saya susah move on, selama dua bulan ini jadilah saya penghuni tunggal di rumah yang lama.

Tinggal sendiri ternyata repot banget, paling repot adalah ketika malam hari tiba karena saya harus mengisi air. Mungkin itulah pekerjaan semua bapak saat malam tiba. Masalahnya, kalau saya tidak mengisi air maka saya enggak akan punya air untuk menyiram toilet.

Barang-barang saya sudah hampir 95 persen dipindah ke rumah baru. Yang masih tersisa hanya laptop buat kerja, sofa buat tidur, dan teh tarik cepat saji. Entah ada yang aneh atau gimana, banyak orang, entah itu tetangga, teman main, teman gereja, bahkan teman kerja yang heran karena saya berani tidur sendirian di rumah kosong. Justru sebenarnya saya yang bingung, kenapa mereka aneh kalau saya tidur sendiri di rumah kosong, toh ini rumah saya sejak kecil dan saya merasa aman-aman saja.

Ngomongin soal tidur sendiri, beberapa bulan yang lalu salah satu teman saya tiba-tiba menelepon. Dia mengajak untuk ketemuan di sebuah warung sate. Ini aneh, benar-benar aneh karena dia tiba-tiba mengajak untuk makan sate. Ditambah, dia juga mengiming-imingi saya dengan traktiran sate kambing. Yang kayak gini sih biasanya bau-bau mau nawarin asuransi atau MLM, tapi setahu saya dia bukan agen asuransi ataupun MLM. Dibanding banyak mikir akhirnya saya terima ajakannya.

Sambil menikmati dinginnya udara malam, saya mulai menyantap sate kambing. Mumpung ditraktir, saya ngelunjak dengan minta tambah tongseng kambing. Dan anehnya, dia manut-manut saja. Ini beneran aneh.

Saat sate kambing tinggal tiga tusuk lagi, tiba-tiba dia berbicara "San, mau gak loe nemenin gue tidur malam ini?" Pertanyaan yang sangat membingungkan. Kita berdua berjenis kelamin sama, dan usia juga sudah lumayan matang, terus dia ngajak buat nemenin dia tidur. Harga diri saya ternyata cuma sebatas sate kambing + tongseng kambing. Yaa ellah, kalau tahu mau diajak tidur bareng ya saya mintanya makan malam di hotel gitu loh.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Sempat shock sebentar, dia mulai menjelaskan maksudnya agar saya tidak salah sangka. Ternyata teman saya itu punya fobia tidur sendiri. Kebetulan orang tuanya harus ke Malang karena ada keluarga yang meninggal, dan adiknya harus ke Purwakarta untuk urusan pekerjaan. Sejak kecil dia tidak bisa tidur sendiri karena takut atau apalah alasannya.

Ini benar-benar dilema, serius. Kalau saya menolak, jelas saya tidak enak karena saya sudah makan sate + tongseng. Mau bayar sendiri, uang di dompet tinggal ceban karena sebelum pulang saya baru saja setor tunai di bank. Kalau tidak bisa bayar, nanti bisa-bisa saya disuruh ngulitin kambing sama yang jual. Tapi kalau saya nurutin maunya dia, terdengar janggal enggak sih kalau ada cowok nemenin cowok tidur karena si cowok yang satunya tidak berani tidur sendiri. Homo abis.

Setelah memastikan kalau kita tidak akan tidur satu ranjang, akhirnya saya nurutin dia. Dia terlihat senang dan saya kelihatan pasrah. Di rumah dia, setelah beres-beres sebentar dia bersiap untuk tidur dan saya juga bersiap untuk tidur. Di kamar dia memang ada dua ranjang. Yang pertama ranjang dia dan yang ke dua ranjang si adik. Masalahnya, di ranjang si adik ada dua kucing yang tidur di sana. Kebetulan teman saya itu memelihara kucing, dan setiap malam dua kucing itu pasti tidur bareng adiknya.

Terus sekarang masak iya saya harus tidur sama kucing. Saya enggak mau disalahin kalau tiba-tiba kucing itu hamil eh maksudnya kalau kucing itu ketendang kaki pas saya tidur. Dipindahin juga susah banget kayaknya, ini kucing sudah cinta mati banget sama ini kasur. Dan hasilnya, saya harus mengalah sama si kucing gendut itu.

Sekarang pilihannya cuma dua, saya tidur di ranjang orangtuanya atau di sofa. Karena saya masih punya sopan santun, pilihan pertama buat tidur di ranjang orangtua dicoret. Lucu ngebayangin kalau tiba-tiba orangtua teman saya itu pulang dan tidur di ranjang yang baru saya tidurin. Kata si papa ke mama, "Mi, ini ranjang kok baunya beda ya. Kamu ada main ya sama orang lain!" FTV abis dan endingnya keharmonisan rumah tangga mereka akan terkoyak gara-gara bau badan saya yang nempel di ranjang. 

Dan tidur di sofa adalah pilihan yang paling bijak. Tetapi ternyata tidak bijak buat teman saya itu. Entah dia lagi ngirit atau takut pulsa tokennya habis, dia matiin semua lampu. Yang nyala cuma lampu depan doang. Saya yang biasanya berani-berani saja jadi bingung juga kalau gelap begini. Saya sudah mencoba ngomong kalau nyalain kek satu atau dua lampu, tapi dia bersikeras buat matiin semua lampu.

Udah saya disuruh tidur di sofa, terus saya yakin ini sofa pasti pernah dikencingin si kucing, eh lampunya malah dimatiin semua. Belum lagi saya rada susah pulas kalau tidur di rumah orang, jadi klop deh kesialan saya hari itu.

Kembali soal rumah saya itu, di hari saat saya menulis cerita ini, kamar baru dan ruang kerja saya sudah hampir siap. Intinya, saya tinggal naruh laptop dan setelah itu  enggak perlu bolak-balik lagi ke rumah lama-baru-lama-baru lagi.

Ruang kerja saya juga sudah siap, dan saya akuin saya puas dengan hasilnya. Untuk ruang kerjanya jelas itu seratus persen  style saya, karena mood saya harus terjaga saat lagi kerja dan kalau ruangannya seru pasti mood saya juga bakalan baik. Tapi tetap juga kadang saya masih kerja dan tidur di rumah yang lama, padahal rumah itu sudah hampir kosong karena barang-barangnya sudah ditransfer semua ke rumah baru.

Berhubung saya susah move on, saya merasa masih belum bisa sepenuhnya pindah. Setiap kenangan masih menempel dan saya masih menikmati tiap menit kenangan itu. Kakak dan ibu juga malah sudah hampir tidak pernah masuk lagi ke rumah itu. Cepat banget ya mereka move on. Kata kakak saya, gimana bisa move on kalau saya sendiri yang membuat diri sendiri susah move on. Cara terbaik untuk move on adalah lepaskan semua kenangan itu, tutup lembaran lama dan mulai membuka lembaran baru.

Ah, seandainya kalau semudah itu. Seperti kita saat sedang putus dengan pacar, buat sebagian orang cara terbaik buat move on adalah hapus nomor kontak dia, hapus semua foto-foto kenangan dia, jangan balas chat atau angkat telepon dari mantan, dan yang terpenting adalah ingat alasan utama kita putus agar kita tidak ngarep buat balikan lagi. Terkesan kekanak-kanakkan sih tapi itu cara terbaik buat cepat move on. Dulu saya pun sudah sempat mencobanya, tetapi akhirnya selalu sulit karena di saat saya sudah mulai bisa menyesuaikan diri, dia datang dan datang lagi. Hhhmmm…

Saya sadar cepat atau lambat saya pasti pindah ke rumah yang baru dan saat itulah suka atau tidak suka, tetap harus saya jalani. Semua ada masanya. Ketika masanya datang, nikmati. Ketika masanya berakhir, tinggalkan dan bersiaplah untuk yang baru. Dan ada masa di mana kita harus melepaskan sesuatu bukan karena kebencian tetapi karena waktu yang telah selesai. (Cerita ini dikirim oleh Stefanus Sani – Bandung)

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016