Menyikapi Polemik yang Sering Terjadi pada Kasus Kejahatan

Sumber :

VIVA.co.id - Betapa terkejut, miris, jengkel, muak dan menyebalkan ketika satu kasus kian berkembang memunculkan berbagai polemik yang berkepanjangan. Menyeret gerbang pertentangan di rangkaian kubu atau golongan masing-masing ketika proses hukum mulai dilakukan.

Gerbang musyawarah yang dicontoh dan diajarkan para pendiri Republik ini tidak bisa lagi dijadikan panglima dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan. Terlalu banyak konflik kepentingan yang bermain di tiap kasus hingga tarik ulur menyelesaikan persoalan malah kian mengaburkan akar dan pangkal persoalan itu sendiri.

Penyelidikan dan penyidikan kadang sering jalan di tempat manakala berhadapan dengan kian mengguritanya berbagai kekuatan dan kekuasaan yang disalahgunakan. Memulai langkah hukum, kasus kian berkembang, makin melebar, persoalan malah kian rumit dan berbelit. Kebenaran dan keadilan yang ingin ditegakkan kian jauh dipertaruhkan di lorong-lorong pengap penuh pertentangan, sanggahan, dan perdebatan.

Kasus yang terjadi baik yang menyangkut masalah sosial, ekonomi, politik, perdata, ataupun kejahatan sering disertai polemik yang baru hingga satu persoalan yang jadi penyebab memacu dan memicu berbagai macam polemik yang lain dan tidak kalah heboh pula. Polemik lain yang terjadi itu cenderung seperti sengaja dibuat.

Polemik biasanya sengaja dibuat heboh atau dihebohkan karena ada tujuan lain yang hendak dicapai. Sebenarnya apapun kasusnya tidak akan melahirkan polemik jika yang terlibat mampu menahan diri ketika proses hukum mulai di tempuh. Yakinlah bahwa tidak ada satu persoalanpun yang tidak dapat diselesaikan manakala pintu dan jalan keadilan dengan musyawarah atau melalui proses hukum dapat dilakukan dengan jujur dan terbuka.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Menyikapi polemik yang menyertai satu persoalan atau sebaliknya, harus disikapi dengan kritis dan waspada karena dampak yang ditimbulkan bisa menyebabkan retaknya kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, serta persaudaraan di seluruh lapisan masyarakat. Betapa memalukan, memuakkan, dan menggemaskan bila kalangan pejabat, politikus, anggota dewan, petinggi, atau anggota parpol sibuk berpolemik di panggung negara yang kian terbuka.

Sementara itu, masyarakat kian sibuk bergulat dengan berbagai persoalan yang menyangkut pangan hingga sering terjadi tawuran massal, rusuh massa, demo-demo sebagai bentuk pelampiasan kritik, protes dan aspirasi serta pernyataan yang kerap tersumbat dan terhambat di pusaran konflik polemik yang kian meruncing. Tawuran massal bisa terjadi meski hanya karena soal sepele, bahkan ada juga tawuran dan demo sebagai protes yang entah untuk siapa dilakukan.

Kejahatan atau perseteruan yang melahirkan polemik atau sebaliknya, menjadi semakin ngetren di kalangan atas membuat kian sulit penyelesaiannya. Rumit serta berbelit, bahkan jalan di tempat, malah sampai hilang entah kemana institusi hukum yang keras dan tegas.

Andai sanksi hukum mampu diterapkan dengan adil, tegas, dan keras. Andai jeruji besi tidak dapat lagi ditembus oleh berbagai macam transaksi yang mencederai keadilan, rasanya efek jera dengan sendirinya akan kian ampuh merangkal kejahatan yang kian meningkat.

Hukuman tak akan berdampak pada pelaku, apalagi berdampak luas pada khalayak manakala proses dan sanksi hukum tidak berpihak pada keadilan. Sanksi hukum yang diharapkan tegas, keras dan berat dijatuhkan untuk mereka yang pantas menerimanya seringkali gamang, ragu dan kandas dijatuhkan manakala kasus malah kian menggurita dan polemik kian kuat mencengkeram, menghadang berbagai macam upaya untuk sesegera mungkin menuntaskan persoalan.

Sebagai garda terdepan dalam menegakan hukum dan keadilan, institusi penegak hukum semestinya mampu bertindak tepat dan cepat untuk mengatasi persoalan agar polemik yang kerap kali kian memperkeruh persoalan tak akan timbul dan berkembang.

MERAIH SIMPATI RAKYAT

Siapapun dan lembaga apapun yang mendapat simpati rakyat karena prestasi yang diraih akan kian kuat dan solid dalam menghadapi berbagai macam tantangan dan persoalan. KPK misalnya, lembaga yang satu ini tidak canggih-canggih amat tapi karena sudah dipercaya, didukung, dan diandalkan berhasil menjadi institusi yang kuat.

Prestasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini prestasinya kian menjulang. Tidak ada lagi tembok penghalang yang mampu menahan penyidikan dan penyelidikan. Tidak ada lagi kekuasaan yang bisa menahan untuk membawa pelaku di manapun. Pendek kata, KPK siap bertempur dengan siapapun karena kepercayaan rakyat mampu diemban dan ditunaikan dengan sebaik-baiknya.

Simpati rakyat sebagai kekuatan yang berdiri di belakang sebuah institusi apapun tidak bisa diraih dalam waktu yang singkat dan begitu saja. Butuh proses, butuh waktu lama, butuh keteguhan dalam menunaikan tugas yang tegas dan butuh amanah yang mesti disandang kapanpun dan di manapun.

Simpati dan dukungan rakyat akan mengalir dengan sendirinya manakala siapapun dan apapun institusi yang menangani tiap persoalan mampu menunaikan tugas dan kewajiban seiring, sejalan, dan setujuan dengan tujuan dari pembentukan institusi itu sendiri.

Polemik yang kerap muncul atau dimunculkan dalam kasus kejahatan ibarat benang kusut, harus mampu diurai dari ujung hingga pangkalnya. Tak peduli meski dalam waktu yang lama. Selanjutnya tarik hingga lurus dan jangan mundur walau harus melalui kantor dinas, gedung dewan-dewan atau istana raja-raja bahkan sampai harus melewati istana presiden sekalipun demi tuntasnya persoalan.

Jadilah pendekar dan institusi penegak hukum yang disegani untuk memberantas tiap kasus kejahatan yang menimbulkan polemik atau sebaliknya demi keadilan yang terkadang teramat sulit didapatkan. (Tulisan ini dikirim oleh Iing Syafei, Majalengka)

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016