Sosok Perempuan Bermata Merah di Taman Belakang Sekolah

Hantu wanita.
Sumber :
  • Koreaboo

VIVA.co.id - Sore itu, Sydney dan Lia adik semata wayangnya sedang bermain basket di lapangan sekolah mereka. Mereka sedang mengadakan pertarungan sengit, keringat bercucuran banyak dari kening kedua kakak beradik manis ini. Matahari sore tampak menyinarkan sinarnya ke badan keduanya, baju basah dan kunciran rambut hitam legam kedua perempuan ini bergoyang-goyang mengikuti gerakan gesit tubuh masing-masing.

Sydney, perempuan tomboy yang manis sedang duduk di bangku SMA kelas 1 dan adiknya yang  duduk di bangku SMP kelas 2 sangat populer diangkatannya. Kedua perempuan berparas cantik ini memiliki hobi yang sama, mereka selalu meluangkan waktu untuk bermain basket sepulang sekolah sebelum keduanya pulang ke rumah. Maka tak heran jika kedua kakak beradik ini memiliki tinggi tubuh yang semampai.

Bola basket berwarna oren itu dengan cepatnya berpindah ke tangan kanan Sydney, ia seakan ingin melempar bola itu namun ternyata ia menunduk dan saat adiknya lengah, ia menggiring bola ke arah ring dan shoot..! bola yang ia lempar seakan dibuat sesuai dengan lobang ring sehingga masuk dengan mulusnya. Diacungkan dua jari ke adiknya sambil berkata “two points for me”. Jengkel dengan kemenangan yang diperoleh sang kakak, si adikpun manyun sambil mengerutu kesal. Lia membalikan badannya dan duduk di pinggir lapangan.

Lia mengambil air minum dari tas berwarna birunya sedang sang kakak sibuk mengambil handuk dari dalam tas dan mengelap keringat yang tak berhenti bercucuran. Lalu ia memberikan handuk itu ke adiknya. Walaupun Lia jengkel dengan kekalahannya, tetapi ia tidak marah terlalu lama dengan kakak semata wayangnya ini, karena sebagai pemain basket mereka juga diajarkan untuk dapat menerima kekalahan dan berpegang teguh untuk tidak bermain curang.

Matahari senja semakin tenggelam, entah kenapa hari itu Sydney ingin sekali bermain ke taman bermain anak TK di belakang gedung sekolahnya. Dengan sedikit bujukan, akhirnya Lia ikut menemani kakaknya kesana. Taman yang tidak luas namun di dalamnya terdapat ayunan, prosotan, dan jungkat jungkit mini untuk ukuran anak TK. Sydney mulai menaiki ayunan, dan prosotan, lalu mereka berdua bermain jungkat jungkit bersama. Saat sedang asyik bermain, Lia tiba-tiba pucat dan menundukan kepalanya, segera ia membalikan badan dan mengajak Sydney untuk cepat-cepat meninggalkan tempat itu.

Sydney langsung mengerti permintaan Lia yang tiba-tiba itu, ia pun langsung meninggalkan jungkat jungkitnya dan berjalan cepat menyusul sang adik. Sydney mencoba mengejar Lia yang berjalan semakin cepat sambil menunduk, dengan sedikit berlari mereka mengambil tas dan segera pulang ke asrama mereka.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Lia terlihat sangat pucat dan mengeluarkan keringat dingin. Sydney berseru kepadanya sambil menaiki anak tangga, “Lia, tunggu!”. Lia masih terus menunduk dan menaiki anak tangga. Semakin cemas kakaknya melihat kepucatan adiknya itu, namun tanpa banyak bertanya lagi ia terus menaiki tangga menuju kamar mereka.


Lorong kamar sore menjelang malam sangat gelap karena lampu lorong belum dinyalakan. Lia merasakan tubuhnya panas, darah mengalir deras dari kepalanya, ia dengan tergesa-gesa membuka pintu kamarnya dan saat kakaknya masuk ia langsung menutup daun pintu kamar mereka dengan kuat.

Tak berani ia menatap kaca di pintu kamarnya, lalu sang kakak pun mulai panik dan bertanya “apa yang kau lihat?”. Lia duduk dibibir ranjang dan menatap muka kakaknya, “perempuan berambut panjang kak”, “kok tumben sampe pucet?” tanya Sydney yang semakin penasaran. “Yang ini kayaknya kurang baik, dia pakai baju merah panjang. Tuh, dia masih ada di depan pintu gak mau pergi, tapi gak bisa masuk ke dalam”. Sydney menjadi takut. Tak biasanya Lia ketakutan melihat makhluk halus, ia tahu adiknya ini bisa melihat makhluk kasat mata tapi kali ini berbeda nampaknya.

Lia hanya duduk diam dan menunduk ke bawah. Sydney duduk di samping Lia menemani adiknya itu. Tak lama kemudian, Cyntia dengan polosnya tiba-tiba membuka pintu kamar mereka, “Sydney, pinjam komik dong, gue bosen nih”. Kedua pasang mata kakak beradik itu langsung melihat Cyntia yang berdiri di daun pintu. Lia melihat jelas makhluk itu terbang di belakang Cyntia, menggenakan kain merah panjang, rambut hitam sepinggang dan matanya merah seperti orang sedang marah.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Melihat mata merah itu menatap langsung ke matanya, Lia ketakutan dan semakin ketakutan karena sekarang dia sudah masuk ke dalam kamar mereka. Lia semakin pucat. Ketiganya hanya bisa duduk berdekatan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Lia bingung, kenapa makhluk perempuan itu hanya memandang kearahnya. Apakah dia tahu kalau hanya Lia yang dapat melihatnya?

Matahari sudah digantikan oleh bulan, akhirnya Lia memberanikan diri untuk beranjak dan mencoba berjalan ke meja belajarnya. Tepat sekali seperti dugaanya, makhluk itu memang mengikutinya. Lia memang sering berhadapan dengan banyak makhluk halus, tapi tidak pernah seperti yang ini. Kuku panjang berwarna merah, rambut hitam sepinggang,  dengan kedua mata merahnya yang melotot membuatnya sangat ketakutan.

Lia semakin menunduk tidak berani melihat kearah makhluk itu. Lia mulai merasakan tubuhnya lengket karena keringat setelah bermain basket, dan kemudian memutuskan untuk mandi. Ia memasuki kamar mandi. Namun bedanya, kali ini ia harus mandi dengan makhluk itu.

Saat sedang membersihkan badannya dengan sabun dan menyiramnya, tiba tiba air yang mengalir berubah menjadi berwarna merah. Namun kemudian hilang seketika. Dengan marahnya Lia membentak makhluk halus itu. “Kita berada di dunia yang berbeda, tolong jangan gangu kami, tenanglah kamu dimana alammu berada!”. Herannya, setelah Lia membentaknya seperti itu,  makhluk itu langsung menghilang.

Sejak hari itu, tidak ada lagi yang melihat makhluk tersebut termasuk Lia. Setelah Lia lulus dari sekolahnya, cerita ini masih terus diceritakan turun-temurun kepada adik-adik kelasnya. Namun kita percaya bahwa saat kita sedang membicarakan makhluk halus, mereka selalu berada di dekat kita, memperhatikan kita, hanya kita saja yang tidak bisa melihat sosok mereka. (Cerita ini dikirim oleh Bella Sanita-Jakarta)

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016