Perkenalanku dengan Sang Jenderal Tampan di Dunia Maya

Ilustrasi jejaring sosial
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
- Banyak media sosial yang bisa menghubungkan kita dengan dunia "lain". Hanya dengan membuka ponsel, terbentang luas dunia maya dalam genggaman kita. Di jejaring sosial berjudul G-plus, kita terkoneksi dengan siapapun pemilik email berbasis google, tak cuma senusantara namun hingga ke penjuru dunia.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Kebetulan foto-foto yang kuunggah di sana lumayan keren, hasil edit dipermulus sana-sini. Tak heran yang meminati juga beberapa warga asing, di luar negeri. Mungkin juga bukan faktor kebetulan, sebab awal mulanya aku sering
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
bangetre-share
postingan dari orang-orang asing di berbagai negara, karena memang mudah, hanya tinggal klik saja.


Akhirnya pengekorku menjadi lumayan banyak yang berasal dari luar negeri, padahal postinganku mayoritas ber-Bahasa Indonesia, campur Bahasa Inggris ala Sundanese. Nah, salah satu yang mengajakku berkenalan adalah seorang pria ganteng asal Denmark, dari foto-fotonya dia begitu gagah berseragam
army
, mengaku sebagai seorang jenderal.


Wanita
single
mana yang tak sumringah didekati jenderal tampan, bule pula. Aku semakin dekat dan kuikuti arah pembicaraannya, seraya menanyakan bertugas di mana,
Sir
? Dari pembicaraanku dengannya, jenderal bule tersebut mengaku sedang dinas di Afghanistan, sebagai atase militer UN.


Hhmm..kok bisa yaa jenderal chatting di tengah arena peperangan Afghanistan? Cerita karangannya terlalu indah. Tampang oke, pangkat yahud, mengapa mau-maunya merayu seorang gadis dari Indonesia yang pas-pasan seperti aku? Kecurigaan mulai ada di pikiranku.


Maka chatting dengan bule ganteng itupun tidak aku lanjutkan ke jenjang pelaminan seperti ucapannya, ada banyak hal yang mengganjal nalar. Risiko perkenalan dunia maya, harus pakai akal sehat sebelum menelan bulat-bulat umpan yang mereka tawarkan.


Pesanku, waspadalah kaum hawa, awas jangan sampai
baper
(bawa-bawa perasaan). Telusuri link-link kenalan kita, jangan-jangan korbannya sudah banyak terkapar.
(Cerita ini dikirim oleh Geana – Bandung)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya