Menepis Sedih karena Sang Kekasih Kembali ke Sang Pencipta

Pria Sedih
Sumber :
  • inmagine.com

VIVA.co.id - Beberapa bulan lalu, kita dikejutkan dengan kabar duka akibat jatuhnya pesawat Hercules C130 di Jalan Jamin Ginting Medan. Lebih dari 150 orang dinyatakan tewas. Banyak cerita pilu yang mengiringi jatuhnya pesawat milik TNI AU tersebut. Ratusan orang atau bahkan ribuan orang telah kehilangan nyawa orang yang dikasihinya. Orang tua yang kehilangan anak, begitu juga sebaliknya. Adik atau kakak yang kehilangan saudaranya, dan tentu saja akan ada orang yang juga kehilangan kekasih hatinya.

Rudi (27) adalah satu di antara ratusan orang yang kehilangan orang yang dikasihinya. Rudi kehilangan Amy, karyawan cantik yang bekerja di BS Oukup yang menjadi lokasi terjadinya pesawat Hercules C130. Kepada media, Rudi mengaku sudah memiliki rencana untuk menikahi Amy. Namun sayang, Tuhan berkehendak lain, Amy justru pergi di saat Rudi tengah berusaha untuk mengumpulkan pundi-pundi hasil jerih payahnya sebagai modal untuk bisa menggelar pesta pernikahan.

Kisah pilu seperti ini pasti bukan hanya dirasakan oleh Rudi. Pasti masih ada banyak orang yang sudah pernah merasakan kesedihan yang tak berkesudahan atau merelakan orang yang kita cintai kembali ke Sang Pencipta.

Menurut psikolog, rasa kehilangan itu bersifat individual. Kesedihan memang tidak bisa dihindarkan saat ditinggal orang terkasih. Apalagi jika yang meninggal adalah orang yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita. Tidak hanya secara psikis, tapi juga secara fisik.

Sedih, stres, dan bingung berkecamuk di dalam hati. Berbagai pertanyaan timbul dalam dirinya. Bagaimana akan menjalani hidup tanpa orang yang dikasihi? Atau mungkinkah nanti bisa menemukan kekasih hati yang seperti ini lagi?

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Kendalikan Diri

Satu hal yang harus dilakukan oleh mereka yang ditinggal oleh orang terkasih, menurut psikolog Tika Bisono, adalah segera mengontrol diri. Untuk itu, ia harus secepatnya mengikhlaskan kepergian orang yang dikasihinya dan memulai hidup baru. Karena bila itu tidak dilakukan, ia akan terus menerus larut dalam kesedihan.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Memang tidak mudah karena kita harus berjuang melawan diri sendiri akibat sedihnya ditinggalkan. Kamu memang berhak menangis dan bersedih. Karena semua itu adalah hal yang sangat alami. Secara ilmiah, menangis bisa membantu produksi hormon endorphin yang membantu kamu merasa lega dan bahagia.

Namun jangan biarkan kesedihan itu berlarut-larut dan malah membuat kamu melupakan hal-hal lebih penting, yaitu kelanjutan hidup kamu. Ingat, tidak ada satupun orang yang ingin sedih. Tapi, tak ada jalan lain, lanjutkan hidup, karena hari esok lebih penting dari hari kemarin.

Berikut ini beberapa tips dari psikolog untuk mengatasi rasa depresi setelah ditinggal pergi kekasih kita:

1. Ikhlas
Berduka setelah ditinggal orang terkasih adalah hal yang alami. Namun untuk segera melewati episode sedih ini, kita bisa belajar untuk ikhlas. Terimalah bahwa ini adalah yang terbaik untuk almarhum. Salah satu cara untuk ikhlas, jangan pendam perasaan. Akui kalau perlu secara verbal bahwa ini memang hal yang berat, dan mungkin tidak gampang untuk dilewati. Karena itu kita harus kuat.

2. Adaptasi Diri
Pasca kehilangan, wajar jika kamu agak sulit beradaptasi. Apalagi jika dia tergolong kekasih yang kesehariannya bergantung terhadap kamu, atau hampir setiap hari bersama kamu. Kamu akan sulit menerima bila kini sendiri, dan bila itu berlarut-larut, kehidupannya akan semakin terpuruk. Solusinya adalah kamu harus cepat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah setelah ditinggal kekasih. Kamu harus bisa hidup dengan situasi baru.


3. Ziarah
Berziarahlah secara rutin ke makamnya. Memang berat, karena hal tersebut akan membangkitkan kesedihan kita. Namun jangan salah, berziarah akan sangat membantu kita mengikhlaskan kepergiannya. Kita akan lebih mudah menerima bahwa orang yang kita cintai tersebut benar-benar telah tiada. Anda bisa berkomunikasi dengannya di atas kuburannya. Memang terdengar agak aneh, namun dengan kita berkomunikasi, kita akan menerima bahwa dia memang sudah ada. Perlahan tapi pasti, kegiatan ziarah itu akan berkurang. Dari mulai setiap hari sekali, satu minggu sekali, sebulan sekali, lama-lama akan menjadi beberapa bulan sekali. Dan itu tandanya kita benar-benar telah ikhlas merelakan kepergiannya.

4. Mencari Teman
Kamu harus mempunyai teman yang dapat membawa dampak positif dalam hidup. Kamu juga harus segera mencari kesibukan. Karena dengan kesibukan tersebut, ia dapat mengatasi rasa sepi karena ditinggal kekasih. Dengan kesibukan itu pula kamu dapat melupakan rasa sedih yang dialami.

5. Lanjutkan Karya
Jika ditinggal orang yang kita cintai, jangan menganggap kita telah kehilangan segalanya. Kita harus mencoba untuk "menghidupkan" orang-orang yang hilang. Dalam arti kata, kita harus tetap melanjutkan karya-karya mereka. Jangan sampai orangnya mati, karya-karyanya juga ikut mati. Kewajiban kita yang ditinggalkan untuk melanjutkan karya-karya tersebut. Dengan begitu, kita akan terus merasa dekat dengannya.

6. Lanjutkan Hidup
Segeralah untuk melanjutkan hidup kamu. Kamu harus cepat sadar bahwa hidupmu lebih penting daripada terus menerus larut dalam kesedihan. (Cerita ini dikirim oleh Alfian Agusnady)

KKN 136 UMM Adakan Penyuluhan Pemanfaatan Serbuk Kayu
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016