Dari Kita, untuk Badak

Badak Jawa
Sumber :
VIVA.co.id - 
Edu House Rayakan Harlah ke-8
Sekitar 60 juta tahun yang lalu, terdapat 30 jenis badak di bumi ini. Mirisnya, saat ini hanya tersisa lima jenis badak yang tiga di antaranya masuk ke dalam daftar satwa kritis yang terancam punah oleh
The International Union for Conservation of Nature
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq
(IUCN). Faktanya, dua di antara ketiga jenis badak tersebut adalah badak asli Indonesia, yakni badak Sumatera dan Badak Jawa. 

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) adalah satu-satunya jenis Badak Asia bercula dua. Selama beberapa tahun ini, pupulasi Badak Jawa mengalami pasang surut akibat maraknya perburuan cula badak yang dijual hingga US $30.000 pada perdagangan ilegal.

Menurut Rencana Aksi dan Strategi Konservasi (Dephut, 2007), populasinya di alam saat ini diperkirakan kurang dari 300 ekor. Tetapi, kenyataan di lapangan mengindikasikan bahwa jumlah badak yang sesungguhnya lebih sedikit dari jumlah yang diperkirakan. Bahkan, para ahli memperkirakan tidak ada satu pun populasi Badak Sumatera yang jumlah individunya dalam satu wilayah jelajah melebihi 75 ekor.

Sedangkan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) merupakan jenis badak yang paling terancam punah dan masuk ke dalam daftar merah badan konservasi dunia IUCN, dengan hanya sekitar 50 ekor individu di alam liar. Sensus terakhir yang dilaksanakan Balai Taman Nasiona Ujung Kulon tahun 2006 memperkirakan kisaran jumlah populasi Badak Jawa adalah 20–27 ekor.

Bahkan, berdasarkan data yang dilansir oleh WWF Indonesia, spesies Badak Jawa di Vietnam sudah dinyatakan punah. Sedangkan di Indonesia, penangkaran Badak Jawa hanya tedapat di Taman Nasional Ujung Kulon.

Kritisnya kondisi ini menyebabkan perubahan status Badak Jawa sebagai satwa yang dilindungi sejak tahun 1931. Selain itu, dengan adanya Rhino Monitoring and Protection Unit (RMPU) dan penegakan hukum yang efektif, sejak tahun 1990-an tidak ditemukan lagi kasus perburuan liar badak di Indonesia.

Indonesia patut bangga sebagai satu-satunya negara di dunia yang masih memiliki 2 jenis badak dalam keadaan hidup. Salah satu cara mengaplikasikan rasa bangga tersebut yaitu dengan melestarikannya sebaik mungkin.

Langkah sederhana yang dapat kita lakukan yaitu dengan menyediakan habitat yang layak dan nyaman untuk badak. Ada beberapa faktor penting dalam menciptakan habitat badak yang nyaman, yaitu :

1. Habitat yang luas dengan sumber makanan yang memadai

Badak adalah hewan yang aktif berkeliaran di siang dan malam hari untuk mencari makanannya sendiri, yaitu daun-daun muda. Tempat yang suka dikunjungi oleh badak adalah tempat yang rimbun dengan semak dan tertutup dari terik matahari, terutama pada siang hari.

Setiap hari, badak mengkonsumsi hingga 50 kg daun-daunan. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut, badak betina dapat berjelajah hingga 20 km2 dan untuk badak jantan diperkirakan sekitar 30 km2. Habitat yang cukup luas dengan sumber makanan yang memadai di dalamnya akan mempermudah badak dalam beraktivitas, mencari makan, hingga bertahan hidup.

2. Kubangan

Tempat yang paling disukai badak adalah kubangan. Badak bisa menghabiskan waktu empat hingga enam jam berdiri tegak dalam kubangan. Lumpur dalam kubangan ini berfungsi sebagai proteksi alami badak untuk mencegah parasit-parasit yang sering mengganggu kulitnya.

Kubangan ini sangat penting bagi badak sebagai tempat mandi, berendam, bersantai, berjemur, hingga tidur. Itulah sebabnya badak akan melawan satwa lain yang juga menyukai kubangan agar tidak megambil kubangan miliknya.

3. Jauh dari jangkauan pemburu dan ancaman pemangsa

Badak adalah hewan yang agresif. Maraknya perburuan liar cula badak untuk pengobatan meyebabkan manusia menjadi makhuk yang ditakuti badak. Habitat yang nyaman untuk badak harus aman dari jangkauan masyarakat sekitar. Lingkungan yang terlalu ramai oleh manusia bisa menyebabkan badak takut dan bersikap agresif, bahkan stress karena badak adalah makluk perasa.

Bukan hanya dengan manusia, badak juga dapat bersikap agresif dengan hewan lain yang hidup di sekitarnya. Misalnya untuk memperebutkan kubangan, badak akan rela bertarung hingga salah satu di antara keduanya mati. Maka dari itu, badak perlu diberi perhatian khusus dalam penyediaan habitat yang nyaman dan aman.

Hewan adalah makluk sentient, yaitu makhluk yang dapat merasakan senang, sedih, sakit, ataupun stress seperti manusia. Bukan hanya sekadar merasakan, tetapi hewan juga dapat mengekspresikan dan memberikan respon ke lingkungan di sekitarnya terhadap apa yang dirasakannnya tersebut, begitu juga dengan badak.

Perlakuan positif yang kita berikan untuk badak akan mendapat respon balik ynag positif dari badak. Dengan adanya habitat yang nyaman, badak akan mempunyai semangat untuk bertahan hidup yang lebih tinggi.

Kita harus selalu ingat bahwa badak juga merupakan makhluk sentiment yang memiliki perasaan, sama halnya dengan manusia. Masyarakat Indonesia harus bangga memiliki badak Sumatera dan Badak Jawa sebagai hewan endemik Indonesia dengan berpartisipasi dalam melestariknnya.

Menyediakan habitat yang nyaman adalah salah satu langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk melestarikan badak. Namun, jika kita belum mampu untuk memberikan habitat yang nyaman untuk mereka, minimal kita harus menyayangi Badak Jawa dan Badak Sumatera sebagai satwa asli Indonesia.

Karena kalau bukan kita, siapa lagi? (Cerita ini dikirim oleh Afifah Hasna, Jakarta) 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?"

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya