Rumah Baru bagi Badak Jawa

Taman Nasional Ujung Kulon
Sumber :
  • Dok. Ardha Prasetya

VIVA.co.id - Badak Jawa pernah hidup di hampir semua gunung di Jawa Barat, di antaranya hingga di atas ketinggian 3000 mdpl. Hutan-hutan di Jawa Barat merupakan hutan hujan dataran rendah, dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Ketersediaan air adalah salah satu faktor yang menentukan sebuah ekosistem layak dijadikan habitat bagi Badak Jawa atau tidak. Air bukan hanya digunakan badak sebagai sumber nutrisi, tetapi juga sebagai pertanda ketersediaan kubangan.

Dalam satu hari, badak dewasa bisa berendam dalam kubangan sebanyak 1-2 kali dengan sebagaran waktu 41,67 persen pada malam hari dan 58,33 persen  pada siang hari. Badak Jawa berkubang untuk hanya untuk menjaga kelembapan kulit, tetapi juga mencegah perkembangan parasit.
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Tidak jarang, Badak Jawa juga mengeluarkan urine ketika sedang berkubang sebagai tanda area kekuasaan. Memasuki musim kawin, berkubang menjadi bentuk aktivitas untuk memupuk keintiman antara badak jantan dan betina.
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Saat ini, populasi Badak Jawa terkonsentrasi di Taman Nasional Ujung Kulon. Penyebaran Badak Jawa tergusur dengan perkembangan populasi manusia. Pembukaan lahan baru dan perburuan menjadi penyebab lanjutan merosotnya jumlah Badak Jawa hingga ditetapkan status siaga.

Perburuan pada awalnya dilakukan karena badak sering tersasar ke lahan perkebunan –-yang sebelumnya adalah habitat Badak–-  rakyat. Ditambah dengan kegunaan cula badak untuk mengobati berbagai penyakit yang belakangan diketahui hanya mitos.

Dalam dunia investasi, setiap pemain baru diperkenalkan kepada idiom “don’t put all your eggs in one basket”. Idiom ini menuntun para investor untuk meminimalisasi risiko. Diversifikasi jenis investasi akan menurunkan persentase kerugian. Ketika satu jenis investasi tidak berhasil, masih ada jenis investasi lain.

Berkaca pada idiom yang sama, pernyebaran Badak Jawa yang terkonsentrasi di Taman Nasional Ujung Kulon akan meningkatkan risiko kepunahan. Taman Nasional Ujung kulon dengan luas 122.956 ha dihuni oleh lebih kurang 700 jenis flora dan 300 fauna.

Meski secara topografi, Taman Nasional Ujung Kulon memberikan ketersediaan air dan kubangan yang cukup, namun persangain untuk mendapatkan bahan makanan meningkat. Oleh karena itu, ketersediaan makanan juga menjadi pertimbangan selanjutnya dalam penentuan habitat baru Badak Jawa.

Selain berkubang, Badak Jawa juga dikenal sebagai hewan dengan area jelajah yang cukup luas. Biasanya badak bermukim 2-3 hari di suatu tempat kemudian melakukan penjelajahan sekitar 0,5 km2 setiap harinya. Penjelajahan ini dilakukan sendirian.

Badak dikenal sebagai hewan soliter. Sebelumnya, badak berpindah dalam kelompok. Perubahan perilaku sosial ini terjadi setelah badak dijadikan target perburuan. Sesuai dengan prinsip “don’t put all your eggs in one basket” dengan hidup soliter (pada awalnya) mereka bermaksud mengurangi risiko berkurangnya populasi Badak secara drastis.

Pada tahun 2015, ada sekitar 60 ekor Badak Jawa yang berdiam di Taman Nasional Ujung Kulon dengan pertumbuhan 1 persen per tahun. Badak-badak tersebut membentuk koloni kecil ketika memasuki musim kawin. Biasanya terdiri atas 2-3 badak dewasa. Atau kombinasi antara badak dewasa dan badak anak-anak.

Selain ketersediaan air dan vegetasi, faktor jarak juga harus diperhatikan dalam menetapkan habitat baru Badak Jawa. Sama seperti manusia, hewan juga rentan depresi karena perubahan lingkungan. Jangan sampai kasus yang meninggalnya sapi-sapi kurban karena terlalu lama terjebak macet ibukota juga terjadi kepada Badak-badak Jawa ini. (Cerita ini dikirim oleh Dia Febrina, Jakarta) 
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?"

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya