Meneropong 'Rumah Baru' Badak

Badak Jawa sedang berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Jumlah hewan dan tumbuhan yang terancam punah kian hari kian memprihatinkan, meski pemerintah telah berjanji untuk memperbaiki perlindungan terhadap mereka. Daftar merah spesies langka, yang disetujui oleh pemerintah, ilmuwan, dan ahli konservasi, meningkat menjadi 22.784 spesies pada 2015 dari angka tahun lalu yakni 22.413.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Selain karena perburuan liar, berkurangnya habitat seperti penebangan hutan untuk lahan pertanian, kota atau jalan, adalah penyebab utama membengkaknya daftar ini, menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Salah satu satwa langka yang masuk dalam daftar tersebut adalah badak. Hingga saat ini, tak kurang dari lima sub spesies badak yang tersisa di dunia. Dua di antaranya bermukim di Indonesia, yakni Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak Sumatera (Dicherorinus sumatrensis).

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Hari ini, kedua jenis mamalia berciri satwa purba tersebut hanya terdapat di Indonesia. Populasinya telah menurun sebesar 90 persen sejak tahun 1970.

Angka yang fantastis! Mengingat siklus hidupnya yang hanya satu anak per empat tahun, dunia sudah sepatutnya khawatir. "Kedua jenis tersebut kini hanya tersisa di Indonesia. Ini merupakan kebanggaan, tantangan, sekaligus tanggung jawab bagi kita semua," ujar Dr. Ir. Tachrir Fatoni, M.Sc, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Mengapa Harus Dilindungi?

Setiap harinya badak bisa berjalan hingga tujuh kilometer untuk mendapatkan pakan berupa pucuk-pucuk daun dan ranting-ranting muda. Badak melaksanakan tugasnya sebagai agen penyebar dan penyeimbang sistem kehidupan dalam hutan hanya dengan mengolaborasikan dua hobinya, yakni menjelajah dan berkubang.

Dalam kotoran badak terkandung begitu banyak benih yang dapat tumbuh dengan sendirinya di wajah hutan. Menjadi semakin penting lantaran badak diketahui memakan lebih dari 250 jenis tumbuhan, yang 100 di antaranya merupakan jenis tumbuhan berbuah. Melindungi badak berarti secara keseluruhan melindungi hutan habitatnya, termasuk kebutuhan pangan, kesehatan, dan energi yang sangat dibutuhkan manusia, serta seluruh aset keanekaragaman hayati di dalamnya.

New Home: New Hope

Berdasarkan pengamatan terhadap ukuran wilayah jelajah dan kondisi habitat, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) diperkirakan memiliki daya dukung bagi sekitar lima puluh ekor badak. Hanya saja, populasi yang stagnan menandakan batas daya dukung sudah dicapai. Integritas habitatnya juga harus bersaing dengan pertumbuhan Arenga obtusifolia, sejenis palem, yang menghalangi sinar Matahari menembus lantai hutan.

Hal ini berdampak pada tidak tumbuhnya sumber pangan alami badak. Hutan tua dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi tentu tidak mencukupi kebutuhan pakan mereka. Adalah sebuah ironi, satire, enigma, seandainya satwa dengan misi mulia bagi alam ini esok hari tak dapat lagi ditemukan peredarannya di permukaan Bumi lantaran keterlambatan kita menyelamatkan.

Karena alasan tersebut beserta upaya preventif membendung populasi badak dari ancaman kepunahan, para ahli merekomendasikan adanya habitat kedua bagi satwa bercula nan kharismatik itu.

"Ini adalah langkah mitigasi yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan populasi badak Jawa di dunia" ujar Dr. Arnold Sitompul, Direktur Konservasi

Kontribusi Nyata

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Ikut meramaikan Hari Badak Sedunia (World Rhino Days) yang jatuh pada 22 September lalu, misalnya. Kita bisa menyalurkan kepedulian melalui hobi-hobi kita. Yang hobi desain bisa membuat poster, meme, komik, atau bahkan desain sederhana terkait Hari Badak Sedunia.

Yang hobi menulis bisa mengirimkan opini dan essay ke surat-surat kabar, atau blog pribadilah, minimal. Pun dengan yang hobi berselancar di dunia maya, tinggal klik "bagikan" di akun-akun media sosial, menandai sejumlah teman dan wush, hanya dalam kedipan mata, informasi nan berarti telah mendarat tepat di sejumlah layar gadget pintar.

Maka bayangkan apa yang terjadi jika setiap orang yang berandanya dihampiri info tersebut serentak terketuk hatinya untuk turut berpartisipasi menyebarluaskan berita! Membuat petisi online atau mengadakan lomba juga oke.

Intinya, tidak ada alasan untuk tidak turun tangan. Hidupkan kepedulian dengan aksi nyata, jangan cuma berkoar macam bisik-bisik tetangga. Mari sama-sama kencangkan ikat kepala, angkat kedua tangan dan lekas simpuhkan doa-doa, sebarkan pengetahuan lewat media, galakkan larangan perburuan, gencarkan kampanye kepedulian, dan dukung terus upaya pemerintah! Apapun!

Apapun yang dapat diperbuat demi kenyamanan badak akan hunian, Lakukan! Besar harapan, dengan ini kita dapat lebih menghargai betapa besar kuasa-Nya, melalui rahasia-rahasia alam yang tak ternilai dan tergantikan harganya. Selamat Hari Badak Sedunia! (Cerita Ini dikirim oleh nilammsari)

(Cerita ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

Sumber: www.voaindonesia.com, www.wwf.or.id, www.yabi.org, www.nationalgeographic.co.id, www.satuharapan.com, dishut.jabarprov.go.id, nasional.republika.co.id

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya