Manusia, Antara Perusak dan Penemu Habitat Aman Badak

Badak
Sumber :

VIVA.co.id - Suatu ketika saya pernah melihat sebuah komik satire tentang kehidupan di dunia paralel. Yang mana, di komik tersebut keadaannya semua serba terbalik dengan kehidupan nyata.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Ada sebuah scene yang menceritakan seekor badak sedang memotong hidung manusia, dan manusia tersebut memegang hidungnya yang berdarah. Sebuah gambar sederhana, namun begitu dalam maknanya.

Begitulah yang terjadi seandainya keadaanya dibalik, kita akan memahami bagaimana rasanya diburu, dan anggota tubuh kita diambil hanya untuk masalah sepele, obat, suvenir, dan bahan dasar jamu-jamu herbal. Ada juga berita yang hangat diperbincangkan tentang Sudan, seekor badak putih di Kenya, Afrika yang dijaga ketat oleh dua orang tentara secara bergiliran, karena hanya tinggal satu-satunya di dunia. 

Saat ini, badak adalah salah satu hewan yang terancam punah. Jumlah badak di dunia terus mengalami kemerosotan, khususnya Badak Jawa yang pada tahun 1960-an, diperkirakan sekitar 20-30 ekor badak saja tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon. Meskipun WWF telah berupaya untuk menstabilkan kembali populasi badak dengan upaya-upaya penyesuaian habitat sesuai dengan habitat asli mereka, akan tetapi populasi badak terus merosot.

Ada banyak teori yang mengatakan bahwa badak tergolong hewan yang agresif dan mudah stres dengan perubahan habitat. Oleh karena itu, semua lembaga pelestarian lingkungan bekerja keras untuk menciptakan lingkungan ekosistem baru yang dapat menunjang hidup badak dengan lebih baik. Akan tetapi, apa jadinya jika itu semua ditambah dengan keagresifan manusia untuk merusak alam, akankah habitat baru badak dapat bertahan dengan nyaman, meskipun dalam penjagaan yang ketat? Saya rasa tidak.

Sekeras apa pun habitat lingkungannya, badak tetaplah hewan yang memiliki insting untuk bertahan di alam liar. Alam telah memberikan sistem-sistem evolusi yang memungkinkan makhluk hidup untuk beradaptasi terhadap segala perubahan lingkungan. Tetapi, sistem ini tidak berlaku terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Kita adalah virus yang tidak terdeteksi pencegahannya oleh alam. Pembalakan liar, pembakaran hutan, pembukaan ladang yang serampangan, semuanya adalah contoh perusakan lingkungan yang tidak dapat dijadikan sandaran proses adaptasi bagi makhluk hidup lainnya. Alam mungkin mengubah lingkungan, tetapi manusia merusaknya. Kita merusak rantai makanan, lingkungan, dan ekositem sebuah wilayah.

Itu lah kenapa selama manusia tidak memiliki pemahaman yang baik terhadap lingkungan, hewan-hewan yang terancam punah seperti badak tidak akan pernah mendapat rumah yang aman dan nyaman untuk ditinggali. Bahkan, di penangkaran dan hutan lindung sekalipun habitat mereka masih terancam. Tidak ada jalan keluar selain memahami bahwa manusia adalah satu-satunya ancaman yang harus diwaspadai terhadap kelangsungan hidup makhluk lain.

Untuk itu, rumah yang terbaik bagi badak adalah pemahaman tentang alam oleh manusia. Banyak manusia yang masih belum memahami dan mengerti bagaimana pentingnya menjaga keutuhan ekosistem dan rantai makanan di alam liar.

Banyak generasi muda yang harus tahu dan paham bagaimana dan untuk apa menjaga alam ini dengan baik. Jika generasi muda paham tentang betapa pentingnya kelangsungan hidup ekosistem hewan dan lingkungan, dengan demikian badak telah menemukan rumah yang nyaman dan aman kembali.

Habitat badak adalah alam liar, dan alam liar tidak akan pernah aman jika manusia tidak memahami tentang betapa pentingnya ekosistem lingkungan. Oleh karena itu, segalanya akan kembali kepada diri kita sendiri, siapakah manusia itu, penjaga atau perusak? Bisakah kita menjaga alam dari diri kita sendiri? Ketika kita menemukan jawabnnya, rumah yang nyaman bagi badak pun akan segera ditemukan. (Cerita ini dikirim oleh Cut Sari Maylisa – Aceh)

KKN 136 UMM Adakan Penyuluhan Pemanfaatan Serbuk Kayu

(Cerita ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?")

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016