Kembalikan Rumah Badak Seperti Dulu

Badak Jawa
Sumber :
  • Cerita Anda
VIVA.co.id - Tata surya yang tertata sedemikian sempurna dan sangat canggih memiliki keunikan masing-masing. Salah satunya adalah planet yang terdapat kehidupan untuk keberlangsungan makhluk hidup yaitu bumi.
Edu House Rayakan Harlah ke-8

Di bumi ini banyak sekali jenis keanekaragaman kehidupan yang tersebar di mana-mana baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Setiap mahkluk hidup ini saling bergantungan sehingga terbentuk sebuah atau beberapa ekosistem. 
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Jika dalam ekosistem terjadi ketidaksempurnaan maka akan pincang dan bahkan bisa menyebabkan kepunahan. Sebagai contoh, ditemukannya fosil-fosil binatang purba yang mempunyai ukuran tulang yang panjang dan besar, sehingga jika hewan purba ini masih hidup maka ukurannya bisa seperti dinosaurus. 
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Pada kehidupan sekarang ini apakah masih ditemukan hewan yang bernama dinosaurus? Kita semua pasti yakin bahwa hewan yang bernama dinosaurus sudah tidak ditemukan lagi. Hal ini terjadi karena habitat atau ekosistem dinosaurus sudah tidak ada lagi.

Peradaban manusia dari jaman prasejarah menuju jaman yang sanget modern seperti saat ini banyak menimbulkan ketidak seimbangan ekosistem. Bertambahnya jumlah penduduk di dunia maka tingkat kebutuhan untuk hidup juga akan semakin bertambah. 

Pembukaan lahan hutan untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti membuka lahan pertambangan, memperluas lahan pertanian, mendirikan pabrik-pabrik untuk industri, mendirikan rumah untuk tempat tinggal dan masih  banyak lagi kebutuhan manusia maka secara tidak langsung akan mempengaruhi ekosistem yang ada.  

Jika waktu kita kecil dulu bisa mandi di sungai, bisa mencari ikan di sungai, apakah untuk anak-anak kita sekarang masih bisa mandi di sungai tersebut? Apakah masih bisa mencari ikan di sungai tersebut?

Menurut kita semua anak-anak kita sekarang belum tentu bisa mandi dan mencari ikan di sungai tersebut. 

Mengapa bisa demikian? Ya, karena sungai tersebut sudah kotor karena banyak limbah yang mencemari sungai tersebut sehingga ekosistem di sungai tersebut menjadi terganggu, banyak ikan-ikan konsumsi yang mati dan hanya tersisa ikan-ikan kecil yang masih tahan dengan adanya limbah yang mencemari sungai tersebut ikan tersebut bukanlah ikan konsumsi.

Dengan tercemarnya air sungai karena limbah maka akan menurunkan jumlah populasi ikan di sungai tersebut, secara logika ketersediaan ikan konsumsi di pasaran juga akan menurun.

Jika kita pergi ke pasar untuk membeli ikan konsumsi pastilah harganya sangat mahal karena para pencari ikan susah untuk mendapatkan ikan di sungai yang jumlahnya semakin sedikit, tetapi kenyataannya harga ikan konsumsi di pasaran masih stabil. 

Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena dengan kemajuan ilmu dan teknologi ikan-ikan konsumsi dapat dikembangbiakkan di tempat-tempat yang bukan di habitat aslinya. Hal ini dapat dijadikan untuk tambahan penghasilan bagi manusia yang memelihara dan populasi ikan konsumsi di sungai yang semakin sedikit tetap terpelihara dengan baik dan tidak terjadi kepunahan pada jenis ikan konsumsi tersebut.

Ikan adalah salah satu contoh hewan yang dapat dikembangbiakkan dengan mudah di luar habitat yang semestinya. Bagaimana dengan hewan-hewan yang populasinya juga semakin sedikit tetapi cara merawatnya cukup sulit di luar habitat aslinya? 

Hal ini tentu saja sangat mendapatkan perhatian dari seluruh dunia. Hewan-hewan yang populasinya semakin sedikit dan cara merawatnya cukup sulit di antaranya adalah Badak Jawa, harimau, beruang panda, orang hutan dan masih banyak lagi. 

Badak, khususnya Badak Jawa adalah salah satu hewan mamalia yang populasinya sudah cukup langka. Di alam bebas jumlah Badak Jawa bisa dihitung dalam jumlah puluhan saja, sehingga Badak Jawa termasuk hewan yang dilindungi oleh pemerintah. Bahkan sudah ada peraturan tentang larangan perburuan Badak Jawa agar populasinya masih terjaga dengan baik. 

Tetapi bagaimana jika terjadi bencana alam yang merusak habitat Badak Jawa? Jika hal ini terjadi pastilah Badak Jawa akan mengalami kepunahan. Untuk mengatasi hal ini salah satu contohnya adalah seperti pemeliharaan ikan. 

Ikan di sungai semakin sedikit tetapi jumlah ikan di pasar masih stabil karena dengan ilmu dan teknologi ikan-ikan yang biasa hidup di sungai dapat dikembangbiakkan di kolam-kolam yang dibuat oleh manusia. Begitu juga dengan Badak Jawa, ada dua altenatif yang dapat dilakukan agar populasi Badak Jawa dapat terjaga dengan baik.

Alternatif yang pertama adalah melepaskan Badak Jawa di alam bebas yang dilindungi oleh pemerintah, di mana alam tersebut adalah habitat yang disukai oleh Badak Jawa. Jika mereka dilepas pada alam yang bukan habitatnya bisa dipastikan akan mengalami stres dan dapat mudah terserang penyakit.

Kelemahan dari alternatif yang pertama ini adalah jika badak mengalami sakit dan tidak terkontrol serta tidak segera ditangani, maka akan mengalami kepunahan. Tetapi hal ini dapat diberikan solusi dengan memasang alat yang dapat digunakan untuk memantau seluruh kegiatan badak yang ada di alam bebas. Sehingga jika terjadi sesuatu dengan Badak Jawa tersebut maka alat tersebut akan memberikan informasi kepada petugas dan petugas dapat segera memberikan penanganan.

Alternatif yang kedua adalah memelihara Badak Jawa di tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah seperti di kebun binatang. Di tempat ini dibuat senyaman mungkin baik dari segi makanan, rumah, pohon-pohon, suhu dan yang lainnya seperti di habitat aslinya sehingga Badak Jawa yang tinggal di sini akan merasa nyaman dan tidak mudah stres. 

Kelebihan dari alternatif ini adalah petugas dapat selalu memantau kegiatan, kondisi Badak Jawa setiap saat sehingga populasi badak dapat terjaga dengan baik. (Cerita ini dikirim oleh Anis Linuwih Wicaksono, Purbalingga, Jawa Tengah) 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?"

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya