"Save Me, Human" by Rhino

Badak
Sumber :

VIVA.co.id - Manusia biasa memanggilku dengan sebutan "Rhino", nama dari kata Rhinoceros Sondaicus atau Badak Jawa. Tubuhku besar, kulit berwarna abu-abu dengan dengan tekstur kulit yang tidak rata dan berbintik. Sekarang aku hidup di Taman Nasional Ujung Kulon dengan teman-temanku yang hanya sekitar 50 ekor saja.

Setiap hari aku mencari makan, menjelajahi hutan hingga puluhan kilometer untuk mencukupi kebutuhan tubuhku. Makanan kesukaanku adalah daun-daunan dan ranting pohon. Aku suka sekali dengan daun-daun langkap dan bangban. Untuk itu aku butuh lahan yang cukup  luas untuk mencari makan. Dan, Aku juga suka mencari makan di tempat yang sepi tanpa ada gangguan di sekitarku. Ini yang membuatku terkenal sebagai hewan yang suka menyendiri. Aku juga suka mandi di lumpur dengan cara membuat kubang dari tempat yang terdapat genangan airnya. Seperti rawa-rawa adalah salah satu tempat favorit aku.

Walaupun aku tidak bisa melihat dari jarak jauh, tapi aku memiliki indra pendengaran dan penciuman yang tajam. Seringkali aku mendengar suara gerakan manusia ketika aku sedang asyik bersantai di kubangan yang aku buat. Aku tahu tidak semua manusia jahat, tapi aku masih takut dengan manusia. Apalagi jika aku ingat banyak temanku yang mati di luar sana karena dibunuh oleh manusia hanya demi mendapatkan cula yang ada pada tubuh kita.

Berbeda dengan tanduk, kita memiliki cula yaitu berupa tulang yang hanya terdiri dari keratin. Dan cula yang ada pada tubuh kita ini masih menjadi buruan manusia yang nantinya akan dihancurkan dan dijadikan bubuk. Dipercayai memiliki kemampuan penyembuh demam dan efek afrodisiak bagi sebagian manusia, meski tidak ada bukti ilmiah. Ini yang membuat kita takut terhadap manusia
 
Seandainya bisa, aku lebih memilih alam bebas sebagai tempat tinggalku. Namun, di luar sana sekarang tidaklah aman. Banyak manusia yang memburu kita. Mereka terlalu egois, tanpa memikirkan terlebih dahulu dampak dari perbuatan mereka. Padahal, populasi kita sudah hampir punah. Sudah tidak banyak dari kita yang masih bisa bertahan untuk hidup di bumi ini. Belum lagi sekarang hutan tidaklah senyaman dahulu kala.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Banyak pohon-pohon yang ditebang seenaknya, seperti halnya ini bumi hanya milik mereka. Padahal kita juga berhak untuk hidup di sini. Untung saja masih ada manusia yang baik hati, yang mau menolong dan melindungi kita dengan memberikan kita tempat yang layak seperti di Taman Nasional Ujung Kulon ini.
 
Namun, untuk menghindari dari ancaman penyakit dan bencana alam, kita membutuhkan satu tempat lagi untuk teman-teman kita. Dan sepertinya Hutan Baduy, Taman Nasional Halimun, Cagar Alam Sancang, atau Cikepuh bisa menjadi pertimbangan tempat untuk habitat kita yang kedua.

Bagaimanapun, kita juga bagian dari alam dan manusia adalah sahabat kita. Kita juga butuh manusia yang baik, yang bisa menyelamatkan kita dari kepunahan. Selama ini kita sudah cukup mengalah, memberikan tempat untuk kebutuhan manusia walaupun pada akhirnya sebagian manusia tidak pernah puas dan peduli terhadap kita. (Cerita ini dikirim oleh Faitur Rizal, Denpasar)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?"

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016