Rumah dan Keluarga yang Ramah untuk Badak

Taman Nasional Ujung Kulon
Sumber :
  • Dok. Ardha Prasetya
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
- Badak adalah salah satu hewan langka dan dilindungi, baik di Indonesia, maupun di dunia. Segala macam usaha telah dilakukan untuk memberikan perlindungan yang terbaik untuk hewan berkuku ganjil ini.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq
Namun, sepertinya usaha-usaha yang telah dilakukan seperti konservasi, penyediaan habitat kedua, dan pemasangan kamera jebak untuk memantau keadaan badak, masih harus terus ditingkatkan untuk melindungi spesies yang populasinya kian terdesak karena keberadaan manusia. 

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Pada tahun 2014 tercatat populasi badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten hanya tersisa 57 ekor saja, terdiri dari 31 ekor badak jantan, dan 26 ekor badak betina. Hal ini tentunya tidaklah ideal, dikarenakan jumlah badak jantan lebih banyak daripada badak betina, ini juga menjadi salah satu penyebab lambannya pertumbuhan jumlah badak. 

Apabila perkembangbiakan badak terus lambat dan tidak meningkat, dikhawatirkan tidak akan mampu menghadapi wabah penyakit dan bencana alam yang bisa mengancam populasi badak.

Selain itu, luas wilayah jelajah badak juga perlu dicermati, luas wilayah di Taman Nasional Ujung Kulon sebenarnya memiliki daya dukung untuk 50 ekor saja, oleh karena itu memang dibutuhkan adanya habitat kedua agar badak memiliki ruang jelajah yang ideal dan lebih luas. 

Indonesia memiliki beberapa spesies badak, yaitu Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis), akan tetapi seiring pertumbuhan populasi manusia, semakin bertumbuh pula kebutuhan lahan hingga banyak hutan dirambah untuk pertanian serta kayu-kayu hutannya ditebang secara komersial.

Di wilayah Sumatera saja, saat ini hanya tersisa 3 (tiga) kantong utama tempat tinggal badak yang semula ada 17 (tujuh belas) kantong utama. Tiga kantong utama tersebut adalah di Taman Nasional Leuser, Taman Nasional Way Kambar, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. 

Jika dilihat dari berbagai masalah perlindungan badak, ada 2 (dua) hal utama yang perlu diperhatikan dalam perlindungan badak dan harus segera ditanggulangi, yaitu :
a. Jumlah populasi badak yang semakin menurun
b. Luas wilayah tempat perlindungan badak yang semakin sempit

Jumlah populasi badak yang kian menyusut ini memang menjadi hal krusial, perlu usaha ekstra untuk dapat mengembangbiakkan badak. Ditambah lagi, maraknya perburuan cula badak yang dipercaya sebagai obat tradisional menjadi salah satu rintangan untuk melindungi badak dari kepunahan. 

Wilayah jelajah untuk perlindungan badak yang sudah tidak representatif juga perlu diperluas lagi agar badak memiliki cukup ruang untuk terus hidup dan berkembang sesuai dengan habitatnya.

Rumah Ramah untuk Badak
Untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menyediakan rumah yang ramah untuk tempat tinggal badak.

Seperti apakah rumah yang ramah itu? Seperti halnya manusia, badak juga membutuhkan rumah yang ramah. Rumah yang ramah dalam hal ini, tidak sekadar memiliki luas yang cukup untuk ruang gerak dan berkembang biak badak, tetapi juga rumah yang nyaman tanpa ada gangguan dari pemburu atau pembalak hutan liar.

Badak berhak memiliki kehidupan yang nyaman dengan habitat aslinya, sebuah kehidupan yang bisa membuat mereka nyaman ketika berkubang di lumpur, berjalan-jalan mencari makan tanpa ada yang mengganggu. Kehidupan badak yang aman dan nyaman diharapkan dapat meningkatkan reproduksi dan perkembangbiakan badak.   

Rumah yang ramah untuk badak tentunya harus jauh dari pemukiman manusia serta bebas dari aktivitas manusia. Badak adalah makhluk soliter yang lebih sering bersembunyi dan menyendiri, hingga segala aktivitasnya pun banyak yang dipantau lewat kamera trap atau kamera jebak. 

Sebagai manusia, tentunya kita merasa terganggu jika ada tamu tak diundang yang datang, pastinya begitu juga dengan badak yang akan merasa terganggu jika rumah mereka dirambah oleh orang tak dikenal hingga mengusik kehidupannya. Apalagi jika tamu-tamu tak dikenal itu datang hanya ingin menyakiti tuan rumah, tentunya hal ini sangat tidak diharapkan. 

Oleh karena itu, proteksi wilayah yang menjadi rumah badak pun harus terus ditingkatkan, perbaikan manajemen rumah badak pun harus ditingkatkan, serta operasi anti-perburuan juga harus terus digalakkan, jangan sampai ada ‘pagar rumah’ yang bolong hingga bisa dimasuki oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Keluarga Ramah untuk Badak
Apakah menyediakan rumah yang ramah untuk badak sudah cukup? Tentu saja belum cukup. Rumah yang ramah harus didukung dengan keluarga yang ramah pula.

Lalu, siapakah keluarga yang ramah untuk badak itu? Keluarga yang ramah untuk badak bukan hanya dari pihak konservasi atau WWF saja, tetapi juga semua manusia yang cinta dan peduli pada keberlangsungan hidup badak. Manusia yang tidak hanya menganggap badak sebagai hewan semata, tapi manusia yang mampu memandang badak sebagai makhluk ciptaan Tuhan serta bagian dari kehidupan yang tak boleh disakiti dan harus terus dilindungi.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, tentunya kita telah diberikan pelajaran dan pengetahuan bahwa Badak haruslah dilindungi karena populasinya yang kian sedikit. Akan tetapi, pengetahuan tentang badak yang diberikan hanya sebatas ia adalah hewan langka yang memiliki cula, dan memiliki tempat konservasi di Ujung Kulon, itu saja. 

Anak-anak Indonesia tak pernah diberikan pelajaran dan pengetahuan bagaimana seharusnya menyikapi keberadaan hewan-hewan langka seperti badak ini, karena yang diketahui hanya badak tinggal di tempat konservasi atau Suaka Margasatwa. 

Seharusnya sejak dini, anak-anak Indonesia sudah diberikan bekal pengetahuan mengenai seperti apa rumah yang nyaman untuk hewan langka seperti badak ini dikarenakan sikap masyarakat sekarang terlihat apatis dengan keberadaan hewan-hewan langka. 

Masyarakat harus diberikan edukasi bagaimana menjadi keluarga yang ramah bagi badak, agar bisa memandang badak sebagai bagian dari kehidupan, bukan hewan yang tak dipedulikan. Dengan pemberian edukasi keluarga ramah badak, diharapkan nantinya masyarakatpun akan lebih peduli pada keberlangsungan hidup badak, sehingga dapat berjuang bersama-sama untuk menciptakan rumah yang ramah bagi badak.

Bukankah sebuah keluarga tentunya tak ingin bila salah satu anggota keluarganya disakiti? Dan sesungguhnya, jika ada kemauan, kita semua bisa menjadi keluarga yang ramah untuk badak, keluarga besar yang bisa melindungi mereka dan melindungi mereka dari perburuan dan ancaman kepunahan. 

Mari kita menjadi keluarga yang ramah dan peduli pada badak, sehingga dapat menciptakan rumah yang ramah, aman, dan nyaman untuk kehidupan badak yang lebih baik. Jika bukan kita yang melindungi badak, lalu siapa lagi? (Cerita ini dikirim oleh Richa Miskiyya, Grobogan, Jawa Tengah) 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?"

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya