Taman Nasional Baru dan Rekayasa Genetika

Kelahiran Badak Sumatra
Sumber :
  • ANTARA/ M Agung Rajasa

VIVA.co.id - Badak banyak ditemui di benua Afrika dan Asia. Badak tergolong hewan tipe oriental. Di Indonesia, Badak hidup di pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Badak adalah salah satu satwa yang dilindungi oleh pemerintah.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Saat ini dikenal 5 spesies badak yang masih ditemukan hidup di alam liar. Dua spesies di antaranya, yakni Badak Putih dan Badak Hitam hidup di Afrika. Sedangkan tiga spesies lainnya yakni Badak Jawa, Badak Sumatera dan Badak India hidup di Asia. Badak Jawa memiliki satu cula sama dengan Badak India, namun ukuran tubuh Badak Jawa jauh lebih kecil.

Pada masa lampau, badak hidup di hutan-hutan Indonesia. Populasi badak di Indonesia semakin tahun mengalami penyusutan. Hal tersebut disebabkan oleh perburuan badak yang dilakukan secara besar-besaran.
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Badak termasuk hewan herbivora. Makanan pokoknya adalah tunas atau pucuk tanaman. Pada abad ke-18, badak dianggap sebagai hama yang dapat merusak perkebunan milik petani. Pemerintah Belanda bahkan memberikan hadiah berupa 10 emas kepada siapa saja yang bisa membunuhnya.
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Badak banyak diburu oleh manusia karena anggota tubuh badak dapat dijual, contohnya cula badak yang digunakan untuk hiasan dinding. Tidak hanya itu, di Cina, badak juga bisa digunakan sebagai obat.

Para ahli memperkirakan tidak ada satu pun populasi Badak Sumatera yang jumlah individunya dalam satu wilayah jelajah melebihi 75 ekor. Kondisi tersebut menyebabkan mamalia besar ini sangat rentan terhadap kepunahan baik akibat bencana alam, penyakit, perburuan, atau kerusakan genetis.

Kurang dari 25 ekor diyakini saat ini bertahan hidup di Sabah. Sebelumnya Badak Sumatera di Kalimantan sudah dikatakan punah, tetapi  baru-baru ini ditemukan Badak Sumatera yang masih hidup di Kalimantan.

Di Pulau Jawa, terdapat tempat konservasi badak bercula satu yaitu Taman Nasional Ujung Kulon yang terletak di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Populasi Badak bercula di Ujung Kulon pun semakin menghawatirkan. Dari tahun 2013 - 2014 populasi badak di Ujung kulon mengalami penurunan dari 60 ekor menjadi 57 ekor, dengan rincian 4 kematian dan 1 kelahiran. Dari 57 ekor tersebut terdiri dari 31 ekor jantan dan 26 ekor betina. Hal tersebut tentu tidak seimbang. Idealnya 1 jantan untuk 4 betina.

Dengan melihat populasi Badak yang semakin menyusut, maka diperlukan peran oleh banyak pihak untuk mengatasi masalah tersebut, terutama peran dari pemerintah.

Menurut para ahli, Taman Nasional ujung kulon mempunyai daya dukung 50 ekor. Sementara jumlah badak di ujung kulon sudah melebihi jumlah tersebut. Sehingga perlu dibuat tempat konservasi baru untuk menyelamatkan populasi Badak di Indonesia.

Rumah yang paling nyaman bagi badak adalah taman nasional. Akan tetapi, Taman nasional tersebut harus benar-benar steril dari perburuan manusia serta predator yang dapat membahayakan nyawa badak. Taman Nasional yang dibuat juga harus lebih dari satu tempat, misalnya di Pulau Kalimantan terdapat dua taman nasional Badak.

Karena dikhawatirkan apabila badak hanya terdapat di satu tempat, jika suatu waktu terjadi bencana alam di tempat tersebut, maka badak akan mengalami kematian secara masal yang bermuara pada kepunahan. Akibatnya bangsa Indonesia akan kehilangan aset yang paling berharga. 

Pemerintah juga harus mendirikan suatu badan penelitian yang khusus menangani perkembangbiakan dan pertumbuhan Badak. Dibutuhkan peran para ahli untuk melakukan rekayasa genetika yang dapat menghasilkan Badak dengan jumlah banyak tetapi memiliki kualitas genetis badak yang baik. Contohnya dengan cara kloning.

Dengan cara tersebut akan dihasilkan badak yang sama persis dengan induknya. Sehigga perlu dipilih induk badak yang memiliki kualitas terbaik. Selain itu, langkah yang harus diambil oleh pemerintah yaitu:
1. Memberikan edukasi sedini mungkin kepada masyarakat Indonesia bahwa badak adalah satwa yang perlu dilindungi. Dimulai ketika anak masih bersekolah di PAUD.
2. Memberikan sanksi yang berat kepada siapa saja yang melakukan perburuan, pembunuhan, dan penjualan Badak di Indonesia.
3. Mendorong masing–masing pulau untuk memiliki komunitas yang bergerak di bidang penyelamatan badak.

Tanggal 22 September diperingati sebagai hari Badak Nasional. Diperlukan kesadaran oleh semua pihak untuk membantu menyelamatkan populasi badak di Indonesia. Dengan tidak memburu badak maka kita sudah turut serta dalam melestarian badak di Indonesia. Mari bersama-sama kita selamatkan populasi badak di Indonesia! (Cerita ini dikirim oleh Laila Nurjannah, Banjarnegara, Jawa Tengah) 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?"

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya