Badak Jawa yang Mencari Rumah

Ujung Kulon
Sumber :

VIVA.co.id - Kepedulian adalah kunci utama untuk bisa turut berkontribusi dalam pelestarian satwa. Bagaimana cara menumbuhkan rasa peduli adalah dengan mengenal apa yang menjadi perhatian tersebut. Dalam hal ini adalah Rhinoceros Sondaicus atau yang lebih familiar dikenal dengan Badak Jawa. Bertahtakan cula kecil sepanjang kurang lebih 25 cm untuk badak jantan, mereka dikategorikan sebagai satwa sangat terancam (critically endangered) dalam Daftar Merah IUCN.

Apa yang terjadi pada spesies dengan panjang badan 2-4 meter ini? Awal mulanya, kelangkaan tersebut terjadi akibat perburuan cula badak yang sangat kentara, sebagai hasil dari kepercayaan sebuah ilmu pengetahuan bahwa cula badak memiliki berjuta manfaat pengobatan. Puluhan tahun silam, habitat mamalia yang kulitnya setebal 25-30 mm ini tidak hanya tersebar di Pulau Jawa, namun hingga sebagian besar penjuru Asia, termasuk yang terakhir selain di Taman Nasional Ujung Kulon adalah keberadaannya di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Dengan begitu, dapat ditegaskan bahwa satu-satuya habitat bagi kelangsungan hidup Badak Jawa saat ini hanyalah Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Padeglang, Provinsi Banten, Indonesia.

Dengan habitat yang sangat terbatas, kini Badak Jawa menjumpai masalah baru bukan lagi tentang perburuan liar yang dulu sempat menjadi momok yang paling sering dipermasalahkan. Saat ini, perkembangan populasi badak terus meningkat sebesar 1% setiap tahunnya, sehingga masalah yang menjadi penghalang bagi pelestarian Badak Jawa lebih mengacu pada ketersediaan habitat yang memadai bagi keberlangsungan hidup mamalia berbobot 900-2.300 kilogram ini.

Seberapapun jumlah Badak Jawa, bila hanya ada di suatu tempat tertentu, tidak akan membuat hati lega akan musnahnya ancaman satwa tersebut dari ambang kepunahan. Anggaplah bila suatu saat terjadi bencana lokal di kawasan tersebut seperti letusan Gunung Krakatau, kemungkinan kepunahan satwa ini menjadi sangat besar.

Belum lagi sumber daya yang dibutuhkan sebagai penunjang hidup yang harus dipenuhi sangat terbatas dengan adanya persaingan ruang dan pakan dengan banteng yang hidup dalam habitat yang sama.

Sampai saat ini, habitat baru bagi Badak Jawa merupakan solusi yang paling efektif untuk menanggulangi masalah tersebut, demi keberlanjutan program pelestarian Badak Jawa. Upaya peningkatan jumlah populasi menunjukkan hasil yang positif, sisanya, bagaimana mengakomodir populasi tersebut menuju kehidupan yang layak, menyediakan tempat mereka dapat berkembang biak dengan sesuai, juga mampu memenuhi kebutuhan dan terus memperluas cakupan wilayah yang didiami. Jangan sampai populasi yang sudah terbangun justru terlantar karena masalah ketersediaan habitat.

Dilirik lah di antaranya dua lokasi yang dirasa sesuai dengan kriteria habitat yang nyaman bagi badak, Cikepuh yang sebelah timurnya termasuk Desa Gunung Batu, dan sebelah baratnya termasuk Desa Cibenda Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Keadaan tipe vegetasi kawasan ini termasuk dalam tipe hutan hujan tropis dataran rendah. Yang kedua, Taman Nasional Gunung Halimun Salak di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, yang di dalamnya terdapat hutan hujan dataran rendah, hutan hujan pegunungan bawah atau sub montana, dan hutan hujan pegunungan tengah atau hutan montana. Sebagaimana diketahui bahwa badak adalah spesies yang hidup khususnya di daerah hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah, dan daerah daratan banjir besar.

Di sinilah masyarakat ikut andil dalam pelestarian atas wujud dari suatu bentuk  kepedulian, yakni dengan menciptakan habitat yang lestari bagi Badak Jawa. Bagaimana caranya? Hal yang paling sederhana, mulai dari tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan penebangan liar, dan tidak melakukan pembukaan lahan hutan yang berlebihan untuk area pertanian ataupun pemukiman guna terpenuhinya kebutuhan hidup umat manusia semata.

Biarlah kita hidup berdampingan, tanpa saling mengusik, agar keselarasan dapat terjalin dengan tetap saling bermutualisme, karena terciptanya rumah yang nyaman untuk Badak Jawa, juga merupakan faktor penentu untuk terbangunnya rumah yang nyaman bagi anak cucu kita di masa mendatang. (Cerita ini dikirim oleh Ninda Sapili)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?"

KKN 136 UMM Adakan Penyuluhan Pemanfaatan Serbuk Kayu
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016