Mari Bangun Rumah yang Nyaman untuk Badak

Badak
Sumber :
  • Cerita Anda
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
- Kita tak pernah tahu rupa sesungguhnya dari dinosaurus. Mereka hanya bisa kita  temukan dalam format animasi di film-film, gambar di buku-buku dan majalah, serta kerangka atau replikanya di museum-museum dan tempat wisata edukasi. Tentu saja, karena dinosaurus telah punah jutaan tahun lalu. Begitu pula makluk-makhluk purba lainnya yang begitu menakjubkan, yang merupakan bukti kebesaran Ilahi, kini tiada lagi.
 
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq
Kepunahan tak hanya menjadi kisah tragis satwa yang terjadi pada zaman purba. Banyak jenis hewan yang mengalami kepunahan dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang dari masa kekinian. Satwa-satwa menawan yang tidak dapat ditemukan lagi dalam kehidupan tersebut, antara lain harimau Bali (dinyatakan punah pada tahun 1937), harimau jawa (dinyatakan punah pada tahun 1980-an), syrian wild ass (dinyatakan punah tahun 1928), dan singa berber (dinyatakan punah tahun 1960-an). 

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Daftar hewan yang dinyatakan telah punah di abad ke-20 tentu masih sangat banyak dan besar kemungkinan akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Salah satu jenis satwa yang saat ini berada dalam bayang-bayang ancaman kepunahan adalah badak. 

Saat ini, badak yang masih hidup di dunia hanya tersisa lima spesies. Padahal, sekitar 60 jura tahun lalu, diperkirakan terdapat 30 jenis badak di bumi. Kelima spesies badak  yang masih hidup hingga saat adalah badak hitam (Diceros bicornis longipes), badak putih (Ceratotherium simum), badak india (Rhinoceros unicornis), badak jawa (Rhinoceros sondaicus), dan badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). 

Dari 5 spesies badak yang masih tersisa, dua diantaranya terdapat di Indonesia, yaitu Badak Jawa dan Badak Sumatera. Sayangnya, kelima spesies badak ini kini terancam punah seluruhnya. Badak hitam yang masih hidup diperkirakan 4.848 ekor, badak putih sekitar 20.170 ekor, dan  Badak India sekitar 3.333 ekor. Ketiga spesies badak yang masih bertahan hidup ini terancam punah karena perburuan liar yang terus terjadi dan habitatnya yang terus berkurang.  

Bagaimana dengan Badak Jawa dan Badak Sumatera? Badak Jawa masuk dalam klasifikasi satwa kritis yang sangat terancam (critically endangered) dalam Daftar Merah IUCN. Daftar Merah Spesies Terancam IUCN (IUCN Red List of Threatened Species atau disingkat IUCN Red List) adalah daftar yang membahas status konservasi berbagai jenis makhluk hidup. Daftar ini dikeluarkan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature/Serikat Antarbangsa bagi Konservasi Alam).

Badak Jawa yang masih hidup di alam liar tercatat hanya sekitar 50 ekor. Satu-satunya habitat badak Jawa yang masih tersisa di dunia adalah Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di wilayah Provinsi Banten. 

Di masa lalu, sebenarnya satwa ini tidak hanya hidup di Pulau Jawa meskipun namanya adalah badak Jawa. Badak bercula satu ini tersebar di berbagai wilayah Nusantara, India, sepanjang Asia Tenggara, dan Tiongkok. Namun, kini badak Jawa hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon. Di berbagai tempat lain, badak Jawa telah lama dinyatakan punah. 

Fakta yang sama menyedihkan juga terjadi pada Badak Sumatera. Badak Sumatera merupakan jenis badak dengan ukuran tubuh terkecil dari seluruh spesies badak di dunia. Badak Sumatera juga menjadi satu-satunya badak berbulu di dunia dan satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. 

Dahulu, badak sumatera hidup tersebar di berbagai wilayah, mulai Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja, Bangladesh, Bhutan, hingga Brunei Darussalam. Akan tetapi, saat ini Badak Sumatera telah punah di beberapa tempat.

Sekarang badak Sumatera hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera, beberapa wilayah Malaysia (Serawak, Sabah), dan wilayah tengah Kalimantan. Habitat badak Sumatera di Pulau Sumatera, antara lain di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Taman Nasional Way Kambas. 

Jumlah Badak Sumatera yang masih bertahan hidup saat ini, diperkirakan tak lebih dari 200 ekor. Sebagaimana badak Jawa, Badak Sumatera pun masuk dalam klasifikasi satwa kritis yang sangat terancam punah dalam Daftar Merah IUCN.

Sungguh kenyataan yang menyedihkan. Dapatkah satwa yang telah ada di muka bumi satu masa dengan dinosaurus ini selamat dari ancaman kepunahan? Jawabannya ada di tangan kita. Masa depan badak bergantung pada perilaku kita. Mampukah kita memberi rumah yang nyaman untuk mereka?  

Badak Jawa membutuhkan hutan yang teduh dan rapat sebagai rumah mereka. Semak dan perdu yang rimbun dan rapat sangat mereka sukai. Sebaliknya, tempat-tempat terbuka selalu ingin dihindari satwa ini, terutama di siang hari.  

Selain teduh dan rapat, Badak Jawa juga membutuhkan areal yang luas sebagai rumah yang nyaman. Hal ini karena daerah jelajah badak betina mencapai 10-20 km2. Sementara itu, daerah jelajah untuk badak jantan sekitar 30 km2.

Seperti apakah rumah yang nyaman untuk Badak Sumatera? Satwa ini hidup pada daerah tergenang, baik dataran rendah maupun dataran tinggi. Selain air, hutan lebat sebagai tempat berteduh dan menyediakan makanan yang cukup juga sangat dibutuhkan oleh badak Sumatera. 

Masih ada syarat lain rumah yang nyaman untuk badak yang mesti terpenuhi. Habitat badak haruslah benar-benar aman dari gangguan para pemburu liar yang tak bertanggung jawab dan tak punya nurani. Di sinilah penjagaan ekstra ketat dan penegakan hukum yang tegas dibutuhkan. 

Masuknya binatang ternak milik penduduk yang tinggal di perkampungan sekitar habitat badak juga harus dihindari. Hal ini harus dilakukan demi mencegah potensi penularan penyakit oleh hewan ternak yang oleh pemiliknya dilepas hingga masuk ke habitat badak. 

Hanya di rumah yang nyaman dan aman inilah, badak dapat hidup dengan tenang, jauh dari gangguan manusia, dan terhindar dari ancaman penyakit menular. Hanya di rumah yang nyaman dan aman ini, badak dapat berkembang biak dan terlindung dari ancaman kepunahan. 

Selama ini, pemerintah dan berbagai pihak telah bekerja keras untuk memberikan rumah yang nyaman untuk badak dan melindungi mereka dari perburuan serta ancaman penyakit. World Wildlife Fund (WWF) merupakan salah satu pejuang konservasi yang sejak lama telah memiliki komitmen kuat dalam upaya melestarikan badak di Indonesia. 

Bekerja sama dan bermitra dengan pemerintah (baik pusat maupun daerah), masyarakat, LSM, media, dunia usaha, dan perguruan tinggi, lembaga nirlaba ini telah bekerja ekstra keras untuk melindungi badak di Indonesia dari ancaman kepunahan. 

Perlindungan habitat, pengelolaan kawasan, pengembangan masyarakat, advokasi dan kebijakan, serta pendidika adalah beberapa upaya yang terus dilakukan WWF untuk menjamin kesejahteraan badak, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah habitat badak. 

Kita semua berutang besar pada WWF, pemerintah, berbagai organisasi konservasi lainnya, dan para aktivis pencinta lingkungan karena berkat kerja keras merekalah kita masih bisa melihat Badak Jawa dan Badak Sumatera hidup sampai hari ini. Namun, tanggung jawab melindungi dan melestarikan badak tentu tidak dapat kita bebankan seluruhnya kepada mereka. 

Pelestarian badak adalah tanggung jawab kita semua. Saatnya kita mengambil peran. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan. Mari kita jaga habitat badak dari kerusakan dengan berbagai langkah nyata. Jangan bosan mengkampanyekan pentingnya pelestarian badak melalui berbagai media. Donasikan sebagian uang kita untuk membiaya berbagai upaya konservasi satwa langka ini. Yang tidak kalah penting adalah kita harus mengedukasi anak-anak dan adik-adik kita sejak dini agar mencintai lingkungan. 

Jika kita tak berhenti merusak habitatnya, jika kita membiarkan kerusakan lingkungan terus terjadi, jika kita tak peduli saat manusia-manusia tamak membantai hewan ini, jika kita biarkan anak-anak tumbuh tanpa kesadaran untuk mencintai alam, tidak butuh waktu lama, satwa ini akan segera menjadi kenangan dan hanya hadir dalam dongeng belaka. 

Jika ini terjadi, dipastikan anak cucu kita tidak akan pernah lagi mengetahui wujud asli mamalia paling langka di muka  bumi ini. Anak cucu kita, hanya bisa menatap badak di buku-buku. Itu pun jika para ilmuwan tak alpa menuliskannya. 

Mari kita bangun rumah yang nyaman dan aman untuk badak, dengan semangat, kerja keras, kesadaran, dan apa pun yang dapat kita lakukan. Mari kita tinggalkan warisan berharga untuk anak cucuk kita berupa alam dan segenap satwa yang tetap lestari. Alam yang senantiasa membisikkan kepada manusia betapa Tuhan itu Mahabesar, dengan ciptaan-Nya berupa bentang alam raya yang tiada banding, dengan flora dan satwa nan menawan. Alam yang senantiasa mengingatkan bahwa perilaku kita kepadanya, kelak harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta. (Cerita ini dikirim oleh Sukini, Sukoharjo-Jawa Tengah) 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya