Melindungi Badak Sumatera, Cerita dari Belantara TNBBS

Badak Sumatera
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Enam puluh hari sudah aku menjelajahi hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Belum pernah sekalipun aku bertemu Badak Sumatera atau bahkan sekadar tanda keberadaannya. Bukan hanya aku dan timku, dua tim lainnya juga sama saja, nihil Badak Sumatera. Kamera jebak yang kami pasang sejauh ini juga sama, tak ada satupun foto sang badak. Sampai sempat terpikir olehku “Jangan-jangan badak di TNBBS sudah punah…”

Badak Sumatera di Hari Ini

Kekhawatiranku bukanlah tanpa sebab, kita sedang membicarakan salah satu satwa paling langka dan terancam di dunia. Badak Sumatera atau Dicerorhinus Sumatrensis merupakan spesies badak terkecil dan paling primitif di antara lima spesies badak yang hidup saat ini. Badak berambut ini juga sangat unik karena memiliki kekerabatan lebih dekat dengan Badak Afrika dibanding Badak Asia.

Spesies karismatik ini sayangnya mengalami penyusutan populasi yang drastis sejak pertama kali ditemukan 200 tahun lalu. Saat ini jumlah populasi Badak Sumatera diperkirakan kurang dari 100 individu dan tersebar hanya di tiga area di Sumatera dan satu area di Kalimantan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai tempat perlindungan terakhir bagi Badak Sumatera di alam. Pertanyaannya adalah kenapa Badak Sumatera begitu terancam. Tiga ancaman utama bagi sang badak adalah perburuan cula badak, kerusakan habitat, dan aktivitas antropogenik di dalam habitat badak.

Di TNBBS sendiri, terasa sekali bahwa populasi badak sedang tertekan. Laju kehilangan tutupan TNBBS sebesar 0,57% per tahun, kasus perburuan Badak Sumatera di TNBBS baik yang terekam maupun tidak serta pembangunan jalan menembus kawasan taman nasional menjadi contoh nyata ancaman yang ironisnya dikarenakan oleh kita manusia.

Melindungi sang badak

Tapi tak ada gunanya terus berprasangka buruk. Saat ini berbagai inisiatif untuk melindungi Badak Sumatera telah muncul. Pembentukan tim patrol perlindungan badak atau Rhino Protection Unit, pengoperasian Suaka Rhino Sumatera sebagai program konservasi ek situ, hingga inisiatif program bayi tabung menjadi upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankan populasi Badak Sumatera yang semakin berkurang.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Kemudian perlu dicatat bahwa sebelum bergerak melindungi badak, penting bagi kita untuk menjawab pertanyaan “berapa jumlah badak dan di mana saja mereka berada saat ini?”. Di TNBBS  sendiri telah dilakukan berbagai survey untuk memperkirakan populasi dan distribusi badak di TNBBS. Survei kamera jebak, tanda keberadaan badak, dan analisis DNA badak bersama-sama diharapkan menghasilkan informasi terkini kondisi populasi badak di TNBBS.

Inisiatif perlindungan badak di TNBBS terkini muncul dalam konsep pengelolaan Intensive Protection Zone (IPZ). Mengadopsi dari konsep serupa di Afrika, IPZ merupakan area khusus yang bertujuan untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap wilayah yang diyakini sebagai habitat utama Badak Sumatera. Secara umum IPZ melibatkan patrol intensif, penegakan hukum, dan juga komunikasi dengan masyarakat di dalam dan sekitar TNBBS termasuk perambah dan pemburu.

Aku sendiri berharap banyak kepada IPZ untuk melindungi sang badak. Ketika menjelajahi hutan TNBBS aku menyaksikan nyatanya ancaman-ancaman bagi Badak Sumatera dan satwa lainnya. Aku melihat kebun dibuka di tengah taman nasional. Aku melihat hutan lindung di luar taman nasional habis dibabat dan dibakar untuk ditanami kopi, cokelat, dan lada. Aku melihat jerat dipasang di tengah jalur satwa yang mampu memutuskan kaki gajah sekalipun. Dan aku melihat melalui foto yang didapatkan oleh kamera jebak kami para pemburu burung, rusa, dan mungkin juga badak berkeliaran dengan bebas di dalam kawasan.

Ancaman jelas di depan mata dan aku menunggu komitmen pemerintah, taman nasional, dan mitra melalui pengelolaan IPZ untuk memberantas itu semua.  

Rumah untuk mereka

Rumah bagi sang badak bagiku adalah hutan yang bebas dari ancaman. Bebas dari perburuan ketika para pemburu ditindak. Bebas dari kerusakan hutan ketika aktivitas perambahan liar, ilegal logging, dan penambangan dihentikan. Bebas dari aktivitas manusia ketika manusia mulai dari pemanen dammar dan jengkol hingga tim patrol dan survey dibatasi kehadirannya ke dalam habitat satwa yang teramat sensitive dengan manusia ini. Semuanya agar tidak ada ancaman lagi di rumah sang badak.

Apa yang kemudian bisa kulakukan? Aku memang tidak terlibat dalam survey badak ataupun perlindungan habitatnya melalui program IPZ. Yang bisa kulakukan saat ini adalah meningkatkan awareness mengenai urgensi untuk melindungi satwa kebanggaan bangsa ini, termasuk ketika aku menuliskan artikel ini.

Hal lainnya ialah memberikan dukungan moral, tenaga, dan informasi yang kudapat di hutan kepada teman-temanku yang saat ini sudah mulai terlibat langsung dalam perancangan dan patroli IPZ di TNBBS. Walaupun kecil, aku bisa ikut melindungi Badak Sumatera.

Aku menuliskan artikel ini ketika berada di belantara hutan TNBBS dengan mimpi konyol bahwa suatu saat nanti, ketika aku kembali ke hutan ini, aku bertemu sesosok Badak Sumatera yang keluar dari semak rotan. Aku menatap matanya. Dan Ia pun balik menatapku. Lalu matanya seakan berkata, “terima kasih telah melindungi rumah kami”. Dan ia pun kembali ke dalam semak. (Cerita ini dikirim oleh Ardiantiono, Lampung)

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?"

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016