Selamatkan Habitat Alami Badak Indonesia

Badak Sumatera bernama Harapan
Sumber :
  • REUTERS/Cincinnati Zoo

VIVA.co.id - Indonesia sangat terkenal dengan hewan yang kini sudah mulai langka, yaitu badak. Indonesia terdapat dua jenis badak, yaitu Badak Jawa (Javan rhino, Rhinocerus sondaicus) dan Badak Sumatera (Sumatran rhino, Dicerorhinus sumatrensis).

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Perbedaan di antara kedua jenis badak ini paling mudah ditemukan pada jumlah culanya. Badak Jawa bercula satu, sedangkan Badak Sumatera bercula dua. Bobot tubuh juga menjadi perbedaan yang dapat dilihat secara langsung, Badak Jawa memiliki tubuh yang lebih besar daripada Badak Sumatera.

Dewasa ini, populasi badak di Indonesia sangat memprihatinkan, hewan langka ini sudah hampir benar-benar punah akibat pemburu liar yang tidak bertanggung jawab. Badak di dunia hanya tersisa lima jenis, dari tiga puluh jenis yang tersebar di seluruh dunia pada tahun 50-an, atau sekitar 60 tahun silam.
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Badak Jawa terkenal pemalu, ia lebih suka hidup menyendiri di dalam hutan yang rimbun. Keberadaannya sangat jarang dan sulit dilihat secara langsung, umumnya para peneliti hanya mampu melihat dari jarak jauh. Faktor punahnya badak ini juga menjadi salah satu kesulitan menemukan Javan rhino.
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Badak Sumatera benar-benar akan kehilangan habitatnya. Buka lahan secara besar-besaran akan menyebabkan ekosistem di hutan menjadi tidak bersahabat bagi mereka. Hutan yang hilang menyebabkan hancurnya kelangsungan hidup penghuni hutan, tak hanya badak, namun juga hewan lainnya.

Miris sekali melihat kejadian ini, satwa ini akan benar-benar kehilangan tempat tinggalnya, lalu di mana mereka akan tinggal?

Tidak hanya itu, perburuan liar memperkeruh suasana upaya penyelamatan populasi badak. Para pemburu diindikasikan mengincar cula badak untuk dijual dengan harga yang sangat mahal, atau bisa juga menjadi koleksi pribadi bagi penggemar berburu. Alat perburuan yang digunakan pun sangat kejam, yaitu berupa jerat dari sling dengan berbagai ukuran, tumbuk, hingga senjata api rakitan.

Seyogyanya, kita sebagai masyarakat Indonesia wajib menjaga kelestarian fauna yang sudah hampir punah. Bagaimana tidak, menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), populasi Badak Jawa hanya tersisa 58-61 ekor, sedangkan Badak Sumatera tidak lebih dari 100 ekor. Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat Indonesia masih memiliki hutan tropis yang cukup memadai sebagai habitat badak.

Habitat alami yang paling cocok untuk badak adalah hutan rimbun, di mana di dalamnya terdapat semak-semak dan perdu. Hutan yang teduh dan rimbun pepohonan ini sangat disukai badak, karena membuatnya nyaman terutama dari gangguan manusia.

Badak sangat menyukai berkubang, untuk itu, umumnya kita selalu melihat badak bermandikan lumpur, menikmati pekatnya lumpur dengan sesekali menggosok-gosokkan badannya ke pohon di sekitarnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi panas pada tubuhnya.

Badak merupakan hewan pemakan tumbuhan (herbivora), ia hanya makan pucuk-pucuk daun dan buah-buahan. Mereka tidak menyerang hewan lain, kecuali merasa tidak aman dengan keberadaannya.

Seiring menurunnya kualitas ekosistem hutan, maka asupan makanan bagi para badak pun sering tidak sesuai. Badak dewasa membutuhkan sekitar 10 persen makanan dari total berat badannya, dan hanya 50 persen yang dapat terpenuhi setiap hari.

Di Indonesia, upaya melestarikan badak terus digalakkan, kerja sama dari pihak pemerintah, swasta, LSM, hingga masyarakat lokal. Upaya ini dilakukan di kawasan konservasi taman nasional yang jumlahnya pun tak banyak.

World Wildlife Fund for Nature (WWF Indonesia) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menerapkan perlindungan maksimal bagi Badak Jawa yang kini hanya dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon. Sementara itu, untuk Badak Sumatera masih terdapat di tiga lokasi, yaitu Taman Nasional Gunung Leuseur, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Taman Nasional Way Kambas.

Prof. Hadi Alikodra, salah satu penulis buku “Teknik Konservasi Badak Di Indonesia” memberikan pesan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bahu-membahu melestarikan badak. Diharapkan masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk melestarikan badak.

Masyarakat Indonesia dapat mengambil pelajaran berharga dari perilaku badak yang tidak banyak diketahui orang, seperti kesabarannya, caranya memelihara alam, bagaimana badak setia dan mencintai pasangannya, menjaga hubungan dengan sesamanya, hingga cara memelihara anak-anaknya.

Hal luar biasa ini dapat kita petik hikmahnya, kalau badak saja bisa melestarikan alamnya, mengapa tidak bisa melestarikan lingkungan? (Cerita ini dikirim oleh Devita Ariestiana Prabowo, Bogor) 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya