Petang Megang, Menyambut Ramadhan di Sungai Siak

Petang Megang
Sumber :
VIVAnews
Kocak dan Gemasnya Cipung Saat Ketemu Prabowo di Malam Takbiran
- Saya percaya bahwa setiap tempat memiliki keunikannya masing-masing. Seperti halnya dengan kota Pekanbaru dimana saya sekarang tinggal dan menetap. Kota bertuah ini pun memiliki keunikannya tersendiri, khususnya saat menyambut bulan Ramadhan. Namanya Petang Megang, salah satu tradisi dari budaya Melayu Pekanbaru yang masih berlangsung hingga kini.

Kegiatan Petang Megang dipusatkan di pinggiran Sungai Siak yang membelah kota Pekanbaru pada H-1 Ramadhan. Sedari siang beberapa jam sebelum Petang Megang digelar selepas Ashar, tampak beberapa orang sudah melakukan persiapan di kawasan yang tidak jauh dari jembatan yang melintang di atas Sungai Siak. Di sana ada beberapa orang yang mengenakan pakaian khas Melayu Pekanbaru, yakni Teluk Belanga sambil menentang rebana. Sedangkan terlihat beberapa polisi sudah mengatur arus lalu lintas di kawasan tersebut agar tidak tersendak.

Ucapkan Selamat Idul Fitri, Megawati Ingatkan Menegakkan Kebenaran dan Keadilan

Benar saja kawasan di sekitar Jembatan Siak tempat digelarnya Petang Megang menjadi pusat kemacetan pada Selasa (9/7/2013) lalu. Banyak warga Pekanbaru yang antusias menyambut pegelaran Petang Megang ini.

Petang Megang sendiri awalnya merupakan tradisi turun temurun yang berkembang di masyarakat Melayu berupa mandi dengan wangi-wangian, semisal air limau. Karena itu pulalah tradisi Petang Megang kerap disebut dengan Petang Balimau.

Terkuak, Identitas Pria yang Nekat Terobos Istana Negara pada Malam Takbiran

Konsep mandi dengan wang-wangian ini bermakna membersihkan diri dari segala macam kotoran, baik yang menempel dalam raga maupun jiwa,  sebelum memasuki Bulan Ramadhan.  Konsep pembersihan diri menjelang Ramadhan ini sebenarnya juga ditemui di kampung halaman saya di Klaten, Jawa Tengah. Masyarakat di tempat tinggal saya dan mungkin beberapa tempat di Jawa Tengah menyebut tradisi membersihkan diri menjelang Ramadhan ini dengan sebutan Padusan. Padusan sendiri kemungkinan diambil dari kata ‘adus’ yang berarti mandi. 

Sementara itu ‘padusan’ versi Pekanbaru ini digelar dengan cukup semarak. Sewaktu saya melintas di Jembatan Leighton (Jembatan Sungai Siak I) sudah terpampang panggung yang akan digunakan untuk melaksanakan Petang Megang.

Rangkaian acara Petang Megang sendiri ternyata bukan hanya mandi balimau saja, namun ada rangkaian acara yang dimulai dengan ziarah ke Makam Pendiri Pekanbaru di Senapelan kemudian dilanjutkan dengan menuju pusat digelarnya Petang Megang di tepian Sungai Siak.

Prosesi acara Petang Megang lalu dilanjutkan dengan simbolisasi mandi balimau kepada anak-anak kecil oleh jajaran pemerintahan kota Pekanbaru.

Rangkaian acara hiburan juga digelar untuk menyemarakan tradisi Petang Megang ini, seperti persembahan tari-tarian dan lagu-lagu melayu hingga lomba menangkap itik di Sungai Siak.

Petang Megang yang diselenggarakan untuk menyambut bulan Ramadhan di Pekanbaru ini memang dikonsep dengan lebih segar agar bisa menjadi atraksi wisata yang unik dari Bumi Lancang Kuning. Gelaran Petang Megang ini sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan tradisi mandi balimau_yang merupakan konsep awal yang ingin diangkat dari Petang megang_agar tidak hilang ditelan zaman karena tradisi mandi balimau ini  sudah menjadi budaya turun temurun di masyarakat Melayu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya