Tradisi Apeman Menjelang Bulan Puasa

Tradisi Apem Sewu di Solo
Sumber :
  • http://www.kratonpedia.com

VIVAnews - Bulan suci Ramadan adalah bulan yang paling dinanti oleh masyarakat muslim di dunia. Bulan penuh ampunan ini juga bulan yang paling dirindukan tentunya, karena pada bulan ini berkali-kali lipat “amnesti” diturunkan kepada semua umat muslim. Oleh karena itu, masyarakat sangat antusias menyambut bulan ramadan, termasuk saya.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Segala macam persiapan sudah dilakukan menjelang puasa, termasuk salah satunya tradisi unik apeman. Tradisi ini sangat terkenal di Jawa. Entah bagaimana asal usulnya yang pasti tradisi ini sudah turun temurun dari nenek moyang.

Sebelum puasa dimulai, bagi yang memiliki orang tua atau keluarga yang sudah meninggal pasti akan melakukan ziarah, mendoakan agar keluarga yang meninggal diampuni dosa-dosanya. Setelah itu dimulailah “apeman”, yaitu kegiatan membuat kue apem dan lalu dibagikan ke sanak saudara dan tetangga terdekat. Kue apem adalah kue yang berbentuk bulat berwarna putih terbuat dari tepung beras dan dipanggang pada cetakan kue apem.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Saya masih ingat, pernah suatu ketika saya bertanya pada ibu saya darimanakah asal usul tradisi apeman dan kenapa harus kue apem, kenapa tidak roll tart, onde–onde, atau martabak (pilihan yang sangat ekstrim saya kira). Ibu saya menjawab dalam bahasa Jawa seperti ini, “Nduk, apem kuwi jare wong Jowo dijupuk soko kata “ampun”. Jaman ndisik lek kape poso mesti kudu gawe apem pertondo awakdewe iki njaluk ampunan nang Gusti Allah. Seng gawe apem iku sopo-sopo seng wong tuwo ne wes meninggal, yen durung meninggal yo gak usah gae apem, mengko kualat”.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi seperti ini: “Nduk, apem itu kata orang Jawa diambil dari kata “ampun”. Jaman dulu kalau mau puasa itu harus bikin kue apem sebagai tanda kita ini memohon ampunan kepada Allah. Yang membuat apem itu adalah siapa saja yang orang tuanya telah meninggal, kalau belum meninggal tidak perlu membuat apem, nanti kualat.”

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa

Saya tidak tahu pasti asal usul tradisi apeman ini dan apa jawaban ibu saya itu memang benar, tapi bagi saya tradisi ini tidak salah juga selama tidak dipaksakan. Positifnya adalah kita berbagi sedikit rejeki yang kita miliki kepada sanak saudara dan tetangga terdekat. Namun, tidak semua orang Jawa melakukan tradisi apeman, ada juga yang merasa itu tidak perlu dilakukan karena yang terpenting niat kita kepada Allah SWT. Ya itu sah-sah saja karena pilihan dan hak tiap orang. Jadi kembali lagi saya tekankan tradisi ini tidak salah juga selama tidak dipaksakan.

Sidang Lanjutan sengketa perselisihan hasil Pilpres 2024 di MK

Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Kubu 01 dan 03 meminta izin ke MK agar bisa menghadirkan sejumlah menteri dalam persidangan sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024