'The Curious Case of Benjamin Button'

VIVAnews - New Orleans, 1918. Perbedaan jadi awal segala hal. Seorang bayi aneh berkelamin laki-laki lahir. Nyawa sang ibu tak bisa diselamatkan. Fisik si bayi layaknya pria 86 tahun. Berpenyakit tak ubahnya lansia, macam katarak.

Bayi itu adalah monster bagi sang ayah, Thomas Button. Pria kaya pengusaha kancing itu membuangnya di depan panti jompo. Si kecil lalu diangkat anak oleh Queenie. Perempuan kulit hitam yang memberinya nama Benjamin. Anak kecil itu terperangkap di tubuh orang tua. Benjamin tumbuh di atas kursi roda dan berkacamata.

Narasi Benjamin dimulai. Lewat aksen Selatan malas, Ben menuturkan kisahnya. Sebuah kisah cinta yang tidak terburu-buru.

Bermula pada perayaan Thangksgiving, 1930. Itulah awal pertemuan Benjamin dengan cinta abadinya. Gadis itu bernama Daisy. Usianya tujuh tahun. Sementara Benjamin berada dalam fisik orang tua ketika itu. "Saya tidak pernah melupakan mata birunya," demikian Ben melukiskan kecantikan Daisy, diperankan Cate Blanchett ketika dewasa.

Cerita mulai panjang dan berliku-liku tatkala Benjamin memutuskan keluar dari rumah jompo. Meninggalkan temannya sesama orang tua, Queenie, bahkan Daisy.

Benjamin berpetualang mencari jati diri di usia 18 tahun. Kendati fisiknya memperlihatkan sosok pria tua. Benjamin bertemu Kapten Mike (Jared Harris). Ia bergabung menjadi anak buah kapal di kapal pria pemabuk itu.

Dalam perjalanannya Benjamin bertemu dengan orang-orang yang memberinya pelajaran hidup. Sementara Daisy mengejar mimpinya sebagai penari balet di kota New York.

Menyedihkan betul kisah cinta Benjamin dan Daisy. Ada ketidakmungkinan di antara keduanya. Daisy tumbuh dewasa, normal layaknya kebanyakan orang. Benjamin sebaliknya. Umur bertambah seiring waktu, namun fisiknya semakin muda.

Tiba suatu malam Daisy bertanya, "Apakah kamu akan terus mencintaiku di kala aku semakin tua, dengan kerutan di wajah?"
Benjamin menjawab, "Apakah kau akan tetap mencintaiku ketika aku berjerawat dan mengompol?"

Semarah apapun kita mengutuk takdir, tak ada yang dapat dilakukan saat waktunya tiba. Hidup tidak diukur hitungan detik atau menit. Melainkan peristiwa yang menghampirinya.

'The Curious Case of Benjamin Button' merupakan adaptasi cerita pendek F. Scott Fitzgerald. Pitt dan Blanchett berkolaborasi dengan sutradara David Fincher. Film ini menghantar mereka pada sukses nominasi Oscar. Eksis di 13 kategori kisah cinta Benjamin dan Daisy dijagokan di perhelatan Academy Awards.

Persib Bandung Bagi-bagi Takjil Gratis, Maskot Ikut Turun ke Jalan
Gerhana Matahari.

Gerhana Matahari Bisa 'Mengocok' Emosi Manusia sampai Mewek

Menurut NASA, jangan heran jika Anda atau seseorang di sekitar akan menangis ketika menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT).

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024